Sukses sebagai milyarder bagi kalangan berpunya adalah hal biasa, namun seorang milyarder yang terlahir dari keluarga yang biasa merupakan sesuatu yang luar biasa. Namun itulah hidup, nothing is impossibe in this life. Artinya, tidak ada yang tidak mungkin dalam kehidupan ini.
Siapa pun berhak sukses tergantung pada apa yang ia usahakan. Dan tentunya pencapaian tidak bisa dilakukan secara instan. Butuh tahapan demi tahapan yang perlu dijalani dengan penuh kesabaran.
Adalah Merry Riana, salah satu motivator kondang di Indonesia. Wanita cantik ini selain dikenal sebagai motivator, juga kerap tampil sebagai pembawa acara di salah satu program stasiun televisi swasta, sebagai bintang tamu dan pemain film. Film yang pernah dibintanginya berjudul “Merry Riana”, mengisahkan perjalanan hidupnya dari nol hingga mencapai kesuksesan.
Setelah melihatnya bertengger di puncak kesuksesan, tentu banyak yang tidak menyangka jika wanita cantik yang multi-talenta ini pernah berada di titik terendah.
Pastinya ini mengagumkan bagi seseorang yang benar-benar mengawali semuanya dari nol besar, karena pada kenyataannya Merry bukan berasal dari keluarga konglomerat yang memiliki banyak uang. Artimya, apa yang dihasilkan memang benar-benar murni dari hasil kerja kerasnya yang tidak asal-asalan.
Tentu hal itu tidaklah gampang, dan jatuh bangun dalam proses usahanya tidak pernah membuat Merry patah arang. Dan proses panjang itu pun akhirnya membuahkan hasil. Konon, dalam usia yang tergolong masih sangat muda yaitu sekitar 26 tahun, Merry Riana berhasil meraih satu juta dolar pertamanya.
Berasal dari Keluarga Sederhana
Merry Riana berasal dari keluarga yang sederhana. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 29 Mei 1980. Merry merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya, Ir. Suanto Sosro Saputro adalah seorang pengusaha kecil dan ibunya, Lynda Sanian adalah seorang ibu rumah tangga.
Sebelumnya Ayah Merry bekerja di sebuah perusahaan, namun akhirnya memutuskan untuk resign dan merintis usaha sendiri.
Tahun 1998 merupakan tahun pahit bagi Bangsa Indonesia karena adanya kerusuhan di berbagai tempat sebagai akibat dari demonstrasi massa atas rezim Orde Baru, yang puncaknya terjadi pada Bulan Mei 1998.
Kerusuhan besar-besaran yang dipelopori oleh Mahasiswa terjadi di Jakarta yang diikuti oleh daerah-daerah lainnya. Tentunya kejadian tersebut sangat mempengaruhi situasi keamanan dan stabilitas ekonomi nasional. Maka tak dapat dipungkiri terjadilah krisis moneter di Indonesia.
Pada saat itu Merry Riana baru saja lulus dari SMA dan ingin melanjutkan pendidikannya ke Universitas Trisakti Jakarta, namun karena adanya kerusuhan Mei 1998 akhirnya impiannya pun pupus.
Saat itu Jakarta benar-benar mencekam, dan demi keselamatan Merry, ayah dan ibunya memutuskan untuk mengirim Merry ke Singapura. Ayah dan ibu Merry berpikir bahwa untuk sementara waktu biarlah Merry tinggal di negara tetangga tersebut sampai situasi di Indonesia kembali kondusif.
Ayah dan ibunya memilih Singapura, karena jaraknya yang dekat dengan Indonesia dan lingkungannya yang relatif aman serta sistem pendidikannya yang baik.
Maka berbekal modal keuangan yang pas-pasan, berangkatlah Merry ke Singapura. Orangtuanya hanya memberikan uang saku yang minim, serta kebutuhan sehari-harinya seperti mie instan, gula, teh dan kopi serta pakaian.
Selain bekal yang kurang memadai, Merry juga pergi tanpa persiapan mental. Ia dalam keadaan galau mengingat keadaan Indonesia pada saat itu yang juga tengah kacau. Ia tak pernah membayangkan bagaimana ia harus hidup terpisah dengan ayah, ibu serta saudara-saudaranya.
Berjuang dari Nol
Hidup di Negeri Singa tentu tidaklah mudah. Apalagi bagi Merry yang masih begitu belia. Ia belum memiliki pengalaman ditambah modal keuangan yang sungguh minim. Merry pun mulai memutar otak. Ia sangat ingin melanjutkan studinya di Nanyang Technological University (NTU) di Singapura.
Sebelumnya ia gagal masuk di Universitas Tri Sakti pada jurusan yang sama. Maka tekadnya sudah bulat, ia harus bisa masuk di NTU. Selain itu ia juga ingin bekerja untuk membiayai kuliah dan menopang ekonominya mengingat uang dari orangtuanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Merry teringat pada salah satu temannya yang sedang menempuh studi di NTU. Ia pun menghubungi temannya, dan dari temannya tersebut Merry mendapatkan informasi bahwa NTU menawarkan program pinjaman pendidikan. Selanjutnya pinjaman itu bisa dibayarkan seetelah mahasiswa lulus kuliah dan mulai bekerja.
Informasi itu sungguh membuat Merry serasa mendapatkan angin segar. Semangatnya pun semakin menggelora. Namun permasalahannya, pinjaman pendidikan di NTU membutuhkan seorang penjamin.
Lalu Merry bertemu seorang pria yang begitu baik. Pria itu bernama Alva, yang menjadi sahabat baiknya. Alva juga sedang menempuh penddikan di NTU. Alva bersedia menjadi penjamin Merry sehingga Merry berhasil mendapatkan dana pinjaman pendidikan sebesar US$ 40,000 dari Bank of Singapore Government.
Masalah biaya pendidikan pun beres. Merry bisa belajar lebih tenang tanpa memikirkan biaya pendidikan sampai ia lulus nanti.
Selama menempuh pendidikan di NTU Merry Riana tinggal di asrama. Asrama NTU memiliki bangunan yang cukup megah dan menyajikan pemandangan yang indah bagai bangunan villa. Hal ini sangat mendukung mahasiswanya untuk lebih fokus dalam belajar.
Merry Riana sangat bersyukur bisa diterima di NTU setelah perjuangan kerasnya. Kesulitan keuangan adalah permasalahan utama bagi Merry. Setelah biaya pendidikan mendapatkan solusi, kini ia harus memikirkan biaya untuk menopang kebutuhan sehari-harinya.
Uang dari orangtuanya sangat tidak cukup. Ia hanya memiliki jatah US$ 10 untuk satu minggu. Untuk itu ia harus mengatur sedemikian rupa agar tetap bisa makan dan mencukupi kebutuhan hariannya.
Pada saat sarapan pagi Merry hanya makan mie instan, lalu makan siangnya hanyalah 2 potong roti tanpa mentega. Pada malam hari, Merry sering mengikuti acara seminar atau arisan agar dapat jatah makan gratis. Sedangkan untuk minum ia mengambil dari kran air yang disediakan untuk publik atau kran air di kampus. Demikian caranya melakukan penghematan dan hal itu dilakukannya hampir setiap hari pada tahun pertamanya kuliah di NTU.
Kehidupan yang memprihatinkan membuat Merry terbiasa ditempa oleh keadaan. Ia menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Pada tahun kedua kuliahnya, ia mulai memikirkan untuk melakukan bisnis. Merry mempelajari seluk beluk pasar dan industri.
Awal bisnisnya dimulai dengan cara bekerja sebagai pembagi pamflet di jalan. Sebagai mahasiswa, ia tidak merasa malu melakukan kegiatan tersebut. Lalu ia juga mencoba mencari pekerjaan lain yakni menjadi penjaga toko bunga dan sebagai pramusaji di hotel Banquet.
Membangun Mimpi Satu Juta Dolar
Ketika menyadari bahwa beberapa pekerjaan yang dijalaninya tidak membuat perubahan besar pada kehidupannya, Merry pun mulai menyusun resolusi. Ia mulai membangun mimpi besarnya bahwa ia harus bisa meraup hasil sebesar satu juta dolar Singapura sebelum usia 30 tahun. Resolusi tersebut dicetuskannya pada saat ulang tahunnya yang ke-20 tahun.
Merry mencoba bisnis baru, bergabung dalam MLM (multi Level Marketing) dan mencoba melakukan investasi. Namun lagi-lagi bisnisnya belum membuahkan hasil seperti yang ia harapkan. Ia malah menjadi korban investasi bodong dan menanggung rugi. Namun Merry tidak putus asa.
Bersama Alva, ia semakin gencar mengikuti seminar, khususnya seminar motivasi yang bisa membangkitkan semangatnya. Salah satu motivator yang sangat menginspirasinya adalah Anthony Robbins.
Kemudian ia memikirkan bisnis baru yang menurutnya akan bisa mewujudkan impiannya dalam relatif singkat. Ia memutuskan untuk terjun dalam bidang industri perencanaan keuangan/ financial planner. Dan hal itu baru terwujud setelah dirinya lulus kuliah.
Namun Merry Riana harus menghadapi berbagai tantangan pada saat awal meniti kariernya sebagai financial planner. Salah satu kendalanya adalah bahasa. Sebagai pendatang, Merry tidak memiliki kemampuan Bahasa Mandarin yang baik, padahal sebagian besar penduduk Singapura adalah etnis Tionghoa yang menggunakan Bahasa Mandarin sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu ia juga masih kurang berpengalaman dan tidak memiliki banyak relasi.
Dan untuk bidang pekerjaannya ini tentu saja banyaknya relasi akan sangat mendukung kesuksesannya. Namun putus asa tidak pernah ada dalam kamus kehidupan Merry Riana. Jatuh bangun sudah rutin dialaminya.
Sebagai financial planner, Merry menjual berbagai produk keuangan seperti asuransi, kartu kredit, dan tabungan. Karena kerja kerasnya tersebut, Merry Riana mendapat penghargaan Top New Advisor Award dari sebuah perusahaan asuransi. Sebuah penghargaan yang didambakan banyak orang yang menekuni profesi yang sama.
Pencapaian tersebut tidak serta-merta membuat Merry Riana merasa puas. Ia terus mengembangkan dirinya dan akhirnya ia dipromosikan sebagai manajer.
Penghasilan Merry Riana terus meningkat seiring dengan peningkatan jenjang karirnya, dan akhirnya ia berhasil mendapatkan penghasilan sebesar SGD 220,000 pada awal karirnya sebagai financial planner. Jumlah yang sudah cukup besar bagi Merry Riana.
Dari penghasilannya ia bisa membayar hutang dana pendidikannya. Ia membayar hutangnya setelah 6 bulan bekerja. Luar biasa!
Dreaming Came True
Pada tahun 2004 Merry Riana mendirikan perusahaan Merry Riana Organization (MRO). Lalu dua tahun berikutnya, ia berhasil meraup penghasilan total sebesar 1 juta dollar Singapura atau sekitar Rp 7 miliar. Pencapaian itu terjadi saat usianya 26 tahun. Itu artinya, resolusi yang dicetuskannya pada saat umurnya 20 tahun telah terwujud.
Karirnya terus meroket. Penghargaan-penghargaan pun terus ia dapatkan. Pada tahun 2005, Merry menerima penghargaan Top Agency of the Year dan Top Rookie Award Agency. Kesuksesan yang berhasil diraih membuat Merry Riana ingin memotivasi orang lain. Karena memang kisah kehidupannya tersebut sangat menginspirasi.
Ia mulai mengisi seminar dan program di beberapa stasiun televisi. Ia juga menulis buku motivasi agar kisahnya bisa dibaca oleh orang lain. Bukunya yang berjudul Mimpi Sejuta Dolar menjadi sebuah buku inspiratif dan motivatif. Tidak hanya tertuang dalam buku, kisah hidupnya yang sangat menarik tersebut juga diangkat menjadi film berjudul Merry Riana. Film tersebut melejit dan hebatnya pada tahun 2015 film tersebut kembali mengulang sukses dan menjadi salah satu film box office Indonesia.
Saat ini di bawah bendera Merry Riana Group, terdapat beberapa bisnis yang ia kerjakan. Di bidang Pendidikan, ada Merry Riana Learning Centre, yang memiliki 9 cabang di seluruh Indonesia. Ini merupakan penyedia pengembangan pribadi terkemuka, yang fokus pada anak dan remaja.
Selain itu, ada pula Merry Riana Life Academy dan Merry Riana Digital Learning. Di bidang Food&Beverage, Merry Riana memiliki bisnis Kopi M yang kini telah memiliki lebih dari 50 cabang di beberapa kota di Indonesia.
Merry Riana menikah dengan Alva Christopher Tjenderasa, yang merupakan sahabat baik,teman kuliah serta temannya dalam merintis bisnis. Dari pernikahannya tersebut, Merry memiliki dua orang anak yang bernama Alvernia Mary Liu dan Alvian Mark Liu.
Kisah kesuksesan Merry Riana memang sangat menginspirasi siapa saja. Sebagai anak muda yang notabene belum tahu apa-apa, kegagalan demi kegagalan yang ia dapat bukan hal yang membuatnya berhenti namun justru menjadi penyemangatnya untuk menjadi yang terbaik.
Dan kita bisa menyimak salah satu quote Merry Riana yang sangat terkenal dan sangat berhubungan dengan situasi Merry Riana pada masa-masa sulit,”Setiap kegagalan membawa satu benih kesuksesan”, artinya kegagalan yang kita alami jangan lantas membuat kita patah semangat, teruslah berusaha dan berusaha sampai kita mencapai impian yang kita harapkan.
Saat ini Merry Riana terus mengembangkan karirnya menjadi salah satu pengusaha, investor, financial planner, motivator serta content creator/influencer. Selain itu, Merry Riana juga tanpa henti memberikan inspirasi dan motivasi setiap hari kepada jutaan pelanggan dan pengikutnya di YouTube, Instagram, Facebook, dan Twitter.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H