Mohon tunggu...
Diana NovitaPermataSari
Diana NovitaPermataSari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pendidik

Menjadi pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan Negeri. Hobi utama membaca, sekarang sedang giat berlatih menulis, dan sangat suka jalan-jalan, kadang kulineran, dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Serial Geng Kopi Dalgona #11

16 Juli 2023   12:01 Diperbarui: 16 Juli 2023   12:08 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menunduk, menatap, dan merenungi cangkir kopiku, mulai terlintas pikiran-pikiran aneh di otakku.

Ah, seandainya aku ini seperti Nisa. Nisa punya suami yang bekerja, dan ayah-ibu yang kaya raya. Ayahnya seorang penjual kain yang sudah haji. Aku membayangkan, dia seperti Haji Samanhudi, tokoh sejarah yang kaya raya dan baik hati karena menjual kain. Dia pasti sangat menyayangi anaknya. Jangankan untuk anaknya, untuk kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia pun ia berikan hartanya untuk itu. Jadi, Nisa itu, kalau resign ya tidak masalah. Kalau mau bekerja jadi guru ya hanya sampingan, untuk mengisi waktu luangnya saja. 

Tapi di sisi lain, Nisa bisa mengembangkan bisnis yang menjadi keinginannya, waktu ada, modal pun ada. Orang seperti itulah yang nantinya justru bisa mengembangkan bisnisnya dengan baik dan lancar.

Aku menegakkan kepalaku lagi, menatap jauh-jauh, menembus dedaunan dan udara yang ada di depanku. 

Aku juga teringat mantan-mantanku. Aku teringat salah satu mantanku yang bekerja di pertambangan. Aku membayangkan pasti yang jadi istrinya enak, tinggal di rumah, tinggal mendidik anak dan menunggui suaminya pulang. Tidak menderita dan konflik di tempat kerja, seperti diriku. Ah.. seandainya dulu aku menikah dengannya.

Aku menunduk lagi, memainkan cangkir kopiku, menjentik-jentik gagang cangkir itu, lalu memutar-mutarkan cangkir itu sesaat.

Ah, dunia ini, memang tidak didesain untuk orang lemah sepertiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun