Mohon tunggu...
Diana NovitaPermataSari
Diana NovitaPermataSari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pendidik

Menjadi pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan Negeri. Hobi utama membaca, sekarang sedang giat berlatih menulis, dan sangat suka jalan-jalan, kadang kulineran, dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Serial Geng Kopi Dalgona #4

2 Juli 2023   15:38 Diperbarui: 2 Juli 2023   15:59 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi aku tidak nitip lho. Lah aku bingung apa nitipnya. Bahanku cuma selai dan tapai singkong. Mereka belanja di supermarket khusus bahan kue, toh tidak ada tapai singkong di sana. Tapai singkong kan adanya di pasar. Selai nanas juga buat sendiri. 

Semuanya habis sekitar Rp 275.000,-.

Terus, tapi ya, giliran aku minta ganti ke sekolah, malah lempar-lemparan. Aku minta ke bos kita, bos menyuruhku minta ke bendahara sekolah. Giliran aku minta ke bendahara sekolah, bendahara sekolah bilang uangnya sudah diserahkan ke bos, jadi aku disuruh minta ke bos."

"Dih, aneh!" Kata Halima.

"Trus gimana?" Tanya Liyana.

"Ya sampai sekarang sih belum diganti!"

"Tahu gitu, minta mereka biar sekalian dibelanjain ya, Mba." Kata Nisa.

"Entahlah...soalnya ya aku mikirnya itu Nis, mereka belanja di toko bahan kue. Kan nggak ada tapai." Jawabku.

"Semoga nanti segera dapat uang ganti." Kata Liyana. "Tapi bukankah hal seperti ini, kita seharusnya juga dapat uang lembur ya? Bukankah dulu pas bosnya Sofia, setiap kali kita dapat pekerjaan tambahan, kita dapat honor tambahan? Kok sekarang garing ya? Ini saja kita tidak dapat makan siang. Ya mending jadi guru biasa lah ya? Nggak dapat pekerjaan tambahan, meski nggak dapat uang tambahan!" Kata Liyana lagi.

"Lah, kalau aku sih Mba, tidak berani berharap seperti itu. Asal uang yang sudah kukeluarkan diganti saja, atau aku tidak nombok, itu sudah cukup. Soalnya aku sering pakai uang pribadi." Kata Nisa.

"Ah, benar, adik kita satu ini, sering pakai uang pribadi, dan tidak tahu harus minta ganti ke siapa, kasihan! Jangankan dia yang junior banget, aku hitungannya yang sudah cukup senior saja, minta uang buat lempar-lemparan!" Kataku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun