Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menoreh Farm Stay, Secuil Pesona Kulon Progo

16 Juli 2023   17:04 Diperbarui: 16 Juli 2023   19:14 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menoreh Farm Stay (foto: DianP)

Dua tahun belakangan ini saya kerap eksplor wisata Kulon Progo. Awalnya saya mengikuti Famtrip yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kulon Progo bersama teman-teman influencer untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan pariwisata Kulon Progo di tahun 2021 dan 2022. 

Kini Kulon Progo bagaikan surga tersembunyi dengan pesonanya yang memikat. Minggu kemarin saya berkesempatan menikmati secuil pengalaman lebih dekat dengan alam Kulon Progo dengan menginap di Menoreh Farm Stay bersama dengan beberapa kawan.

Sekilas Tentang Kulon Progo

Nama Kulon Progo berasal dari kata "Kulon" yang artinya barat dan "Progo" yang merupakan nama sungai yang mengalir menjadi batas di sisi timur. Dengan kata lain Kulon Progo merupakan wilayah yang berada di sebelah barat Sungai Progo. 

Secara administratif Kabupaten Kulon Progo berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan beribu kota di Kapanewon Wates. Luasnya sekitar 586,27 km. Hamparan wilayah Kabupaten Kulon Progo mencakup dataran rendah, dataran tinggi serta perbukitan. 

Sisi selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Sementara itu sisi barat dan utara yang berupa dataran tinggi dan perbukitan (Bukit Menoreh) berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Purworejo di barat dan Kabupaten Magelang di utara. 

Sudah terbayang Kabupaten Kulon Progo terletak di mana? Menilik dari sejarah, Kulon Progo dulunya bernama Kabupaten Adikarto yang masuk dalam wilayah kekuasan Kadipaten Pakualaman. Saat ini Kulon Progo memiliki 12 Kecamatan 87 desa, 1 kelurahan dan 918 dukuh.

Keindahan pemandangan perbukitan Menoreh (foto: DianP)
Keindahan pemandangan perbukitan Menoreh (foto: DianP)

Dengan memperhatikan kondisi geografis, luas wilayah, jumlah penduduk serta banyaknya desa yang ada di Kabupaten Kulon Progo, maka tidaklah heran jika terdapat potensi wisata yang besar. Melalui peta wisata Kulon Progo tercatat ada sekitar 11 desa wisata dan puluhan obyek wisata alam, wisata buatan, wisata minat khusus dan wisata budaya yang tersebar di Kulon Progo

Potensi Wisata Kulon Progo

Potensi Kulon Progo kian melejit sejak adanya bandara internasional YIA dan penetapan Borobudur sebagai destinasi super prioritas. Pariwisata di Kulon Progo digarap lebih serius. Saya ambil contoh Kecamatan Samigaluh yang menawarkan pesona tiga desa wisata yaitu desa wisata Nglinggo, Desa wisata Sidoharjo dan Desa Wisata Tinalah.  

Wisata alam andalannya antara lain kebun teh Nglinggo, Puncak Suroloyo, Puncak Kleco dan Puncak Widosari. Tidak hanya bentang alam di Samigaluh juga terdapat jejak perjuangan Indonesia yaitu Rumah Sandi.

Keberadaan media sosial juga berdampak positif terhadap meningkatnya wisata Kulon Progo. Misalnya ketika banyak orang membicarakan tentang jalan Luna Maya karena viral di media sosial. Jalur goweser yang menghubungkan Kapanewon Kalibawang, Girimulyo dan Nanggulan itu viral setelah artis Luna Maya menjajal rute tersebut dan membagikan fotonya bersepeda di situ di Instagram pribadinya.

Bukan hanya wisata alam, sekarang orang-orang sering ke Kulon Progo hanya untuk bersantai di caf/resto yang bertemakan alam. Maka bermunculanlah tempat ngopi dengan view terbaik Gunung Merapi Merbabu, Bukit Menoreh dan hamparan sawah.  

Andrawina Resto Menoreh Farm Stay (Foto: DianP)
Andrawina Resto Menoreh Farm Stay (Foto: DianP)

Seiring berkembangnya pariwisata Kulon Progo, akomodasi seperti hotel, villa, homestay mulai bermunculan untuk mendukung wisata Kulon Progo. Salah satunya Menoreh Farm Stay yang kebetulan juga berada di kecamatan Samigaluh. 

Menginap di Menoreh Farm Stay Kulon Progo

Baru dibuka bulan Juni 2023, Menoreh Farm Stay mengusung semangat sustainable tourism dan fokus pada pelestarian lingkungan. Meminimalkan sampah non organik dan pertanian organik tanpa pestisida salah satu programnya. Hasil pertanian organik lebih sehat, bebas residu dan sustainable karena mengurangi polusi tanah dan air. 

Tidak seperti villa Jogja kebanyakan yang ada di tengah kota. Menoreh Farm Stay benar-benar jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Hanya terdengar suara alam, suara hewan-hewan yang ada di alam bebas. Ketenangan langsung bisa dirasakan begitu begitu sepeda motor saya memasuki halaman depan villa. 

Rasa letih setelah menempuh perjalanan satu jam lebih dari kota Yogyakarta mendadak pergi begitu melihat sekeliling villa. Semua hijau. Saya langsung menghirup nafas dalam-dalam untuk memenuhi paru-paru dengan udara bersih.

Suasana Menoreh Farm Stay Kulon Progo (foto: DianP)
Suasana Menoreh Farm Stay Kulon Progo (foto: DianP)

Menoreh Farm Stay benar-benar beruntung karena dikelilingi oleh perbukitan yang masih hijau oleh pepohonan. Bahkan pucuk Puncak Widosari terlihat dari kejauhan berada di sisi timur vila. 

Menoreh Homestay terdiri dari 4 vila yang Villa Lawangsih, Villa Widosari, Villa Menoreh dan Villa Suralaya dengan total 10 kamar. 

Setiap kamar dilengkapi dengan bed berukuran dobel, water heater, slippers,  AC dan kamar mandi dengan fasilitas handuk, heater, toiletries, sabun mandi dan shampo. Televisi android dengan sinyal wifi yang ngebut. Layanan kamar seperti laundry juga tersedia. Menarik, sangat jarang menemukan jemuran baju portable yang sudah dilengkapi dengan hanger (gantungan baju).

Harga kamar sudah termasuk sarapan. Untuk makan malam atau makan siang tidak perlu khawatir karena Menoreh Home Stay menyediakan restoran dengan varian menu yang cukup lengkap. Andrawina Resto juga terbuka untuk tamu yang tidak menginap dan hanya sekedar ngopi sambil menikmati sejuknya hawa perbukitan Menoreh dan puncak Widosari. 

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat transit atau tempat istirahat setelah mengeksplor Kulon Progo. Menoreh Farm Stay juga sangat cocok untuk staycation atau bekerja online. Para tamu bisa bersantai atau ikut dalam kegiatan berkebun. 

Area sekeliling villa ditanami dengan rupa-rupa sayuran yang ditanam secara organik. Sebagian besar kebutuhan sayur di Andrawina resto berasal dari kebun ini. tidak hanya untuk operasional villa, para tamu juga dapat memanen sayuran di sini untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Sawi, buncis, kangkung, terong dan lain-lain dapat dipetik sendiri kemudian ditimbang.  

Makan malam hari itu terasa berbeda karena dimasak dari hasil kebun organik. Lalapan yang berupa daun selada, tomat dan timun sangat fresh, masih krenyes-krenyes. Begitu juga dengan sayur kangkungnya. Sebelum makan malam saya sempat mencicipi cemilan khas Kulon Progo yaitu geblek.

Geblek adalah kudapan khas daerah Kulon Progo yang berbahan dasar tepung tapioca yang dibumbui bawang putih dan garam lalu digoreng. Rasa dan tekstur hampir mirip dengan cireng. Geblek dan wedang secang panas menemani malam kami yang mulai berkabut. 

Hawa dinginnya mulai terasa. Beberapa saat kemudian hujan deras, wah kami jadi enggan beranjak ke kamar dan melanjutkan ngobrol di Andrawina Resto. Begitu hujan reda saya pamit ke kamar untuk berisitirahat meninggalkan dua kawan yang masih ngobrol. 

Sisa-sisa hawa dingin masih terasa keesokan harinya. Saat matahari muncul saya memutuskan untuk berkeliling ke kebun. Sekalian menikmati sinar matahari yang hangat. Begitu sarapan sudah siap saya langsung bergegas turun ke resto. Aroma nasi goreng sudah tercium sementara perut keroncongan saya sudah tidak tahan lagi.

Sarapan di Menoreh Farm Stay (foto: DianP)
Sarapan di Menoreh Farm Stay (foto: DianP)

Sepiring nasi goreng habis dalam sekejab. Cuaca sangat mendukung untuk tidak ngapa-ngapain, cukup duduk santai sambil memandangi perbukitan menorah yang masih hijau. Tidak lama kemudian mucul serombongan anak berseragam merah putih melintas di depan resto sambil sendau gurau dan diselingi tawa kecil saat mata saya beradu dengan mereka. 

Rupanya mereka adalah pelajar SD Prentaler yang letaknya persis di atas villa. Mereka sedang belajar tentang perhotelan. Oiya, keberadaan villa ini salah satunya untuk mendukung kegiatan belajar di SD Prennthaler. Anak-anak ini juga terlibat dalam kegiatan pertanian organik di sini. Dan jika kalian datang ke Menoreh Farm Stay, di sebelah kiri bangunan restoran terdapat sepetak sawah yang padinya ditanam oleh anak-anak SD ini. 

Matahari semakin tinggi tetapi matahari tidak terasa terik. Ah rasanya enggan sekali meninggalkan tempat ini. Menjelang pukul 12.00 kami bersiap untuk check out. Sebelum pulang kami mencicipi bakso premium yang menjadi salah satu menu andalan di Andrawina Resto.

Penutup

Pesona Kulon Progo sudah tidak diragukan lagi. Bentang alam, budaya, kerajinan dan kuliner seakan tidak pernah habis dieksplor. Menikmati secuil pesona Kulon Progo di Menoreh Farm Stay memberikan pengalaman yang berbeda. Sebagai tempat healing/relaksasi dan wisata minat khusus terhadap lingkungan, Menoreh Farm Stay berhasil menghadirkan "green hospitality meets nature". Mudah-mudahan saya bisa kembali lagi ke tempat ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun