Mohon tunggu...
Diamar Pipit
Diamar Pipit Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"My Black", Part Terindah Patah Hati

24 April 2018   23:03 Diperbarui: 24 April 2018   23:14 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Part terindah dalam patah hati adalah ketika sekuat tenaga aku berdoa dan berusaha, lalu Tuhan berkata --tidak- tidak! Itu bukan alasan untuk aku semakin jatuh dan terpuruk, justru menurut ku itu adalah cara terbaik Tuhan untuk membuat hamba--NYA semakin dekan dengan yang menciptakan, hanya Tuhan yang tau betapa nikmatnya patah hati ku ini.

Begitupun dengan kamu, sebab aku tidak bisa disamping mu adalah karena kau belum benar benar membutuhkan ku. Aku ini semakin lama semakin mendalami peran sebagai orang yang pusung, diam diam terjebak padahal jelas ada jalan keluar. Jangan katakan apapun, percuma! Percuma, takan pernah aku dengar, kamu lah alasan terbaik ku untuk tetap patah hati, namun sebab dan akibatnya adalah sahabat bagi ku, bagai sebuah aliran listrik plus dan minus --tepat- 

Rabas saja saat jatuh sudah mulai mengikis, dan perlahan lahan dia menghilang --tanpa bekas- tapi penantian yang selalu ku semogakan tidaklah sesederhana itu, tapi juga tidak serumit rumus logaritma. Ini prakarsa ku, ku buat sedemikan rupa agar Tuhan ku tau bahwa perasaan ku bukan hanya sekedar narasi.

Ayat ayat Tuhan bukan sebuah imaji,  itu adalah cara --NYA  agar karya terindah --NYA tidak jatuh terlalu dalam, tidak berburuk sangka, tidak juga berputus asa. Sebab Tuhan tidak akan memberikan ujian melampaui kemampuan hamba --NYA. Begitu juga cinta.

Sepertinya Tuhan sudah benar benar mengabaikan dan menyuruhku untuk segera mengakhirinya. Ya, kurasa iya! Aku akan segera mengakhirinya --untuk sementara. Sepertinya Tuhan sedang membelai kepala ku, seolah berbisik "berhentilah nak, kau sudah begitu terluka". Rasanya Tuhan tidak main main, kali ini. Diri --NYA  benar benar telah mematikan hati ku. Aku mati rasa, benar benar gelap dan --entahlah aku merasa seperti bernapas tanpa oksigen, sangat sederhana namun mampu membuatku berjalan sendirian tanpa menoleh kearah manapun.

Mati rasa bukan seperti mengikhlaskan, sebab bila mana hati telah cukup mengikhlaskan, maka air wajah tidak akan mampu menyembunyikan semburat kebahagiaan ketika melihatnya bahagia dengan orang lain, tapi mati rasa adalah perasaan seperti acuh tak acuh, apatis, hedonis --tidak perduli- apapun itu bukan urusan ku.

"Air mata akan terasa sangat nikmat saat hanya aku dan Tuhan yang tahu."

Ya Tuhan, malam ini semesta lagi lagi mengikrarkan patahati ku yang sederhana, ia membuatnya menjadi dingin dan hujan, angin nya tidak begitu kencang, tidak! Tapi cukup mampu membuat semua orang bertanya "ada apa dengan semesta?". Bersyukur malam ini tidak seperti malam malam sebelumnya, seakan semesta mencambuk seluruh umat manusia. Semesta nantinya akan hancur seperti apa yang sudah dijelaskan dalam kitab kitab suci, ada 2 fase --kerusakan kecil, lalu kehancuran yang sama sekali tidak bisa kita bayangkan, hancur, benar benar lebur lalu setelah itu  menghilang. Tidak seperti hati perempuan, hancur berkali kali namun tidak pernah --hilang. Jangankan menghilang, berkurang saja tidak!

"Ya Tuhan, biarkan malam ini seperti malam malam yang telah aku lewati dengan Rahmatmu yang tidak pernah putus mengantarkan nikmat yang akan selalu aku semogakan. Ya Tuhan jagalah selalu orangtua ku dalam nikmat dan hidayah mu. Biarkan perasaan ini beristirahat sejenak dari penat yang sengaja aku buat. Supaya saat nanti aku bangun, aku akan menjadi ciptaan mu yang semakin kuat. Ya Tuhan maafkan aku, maafkan seluruh kekeliruan ku. Ampuni aku ya Tuhan, ampuni seluruh kekeliruan ku. Supaya saat nanti ketika aku bangun, aku akan lebih mudah menjalani hari yang baru lagi. Ya Tuhan jangan biarkan usia ku berlalu dengan sia sia, supaya ketika saatnya aku berhenti, semuanya tidak jadi percuma. Ya Tuhan, aku memaafkan diriku sendiri, aku memaafkan apa yang sudah terjadi hari ini, dan aku memaafkan setiap orang yang tidak sengaja menyinggung ku hari ini. Maafkan kami, dan ijinkan kami beristirahat dengan damai malam ini, dan bangunkan kami besok pagi dengan peruh rasa syukur. Aamiin."

Dialog terindah bersama Tuhan adalah ketika malam hari sebelum tidur, saat semua yang sudah terjadi akan berkumpul dan kita renungkan, dan mulai membayangkan apa yang kita inginkan terjadi. Karena pada malam hari sebelum tidur, jarak antara Tuhan dan hambanya terasa sangat dekat. Seakan akan Tuhan menemanimu tidur dengan Rahmat dan cintanya. Mana yang lebih murni dibanding Cinta yang Tuhan berikan? Tuhan memang tidak akan pernah terlihat kehadirannya, namun Tuhan akan selalu menampakan kasih sayang, perlindungan dan cintanya lewat seseorang yang murni rasa cintanya --orang tua-

Seisi semesta ini pun setuju, bahwa Tuhan Maha pencipta terbaik. Tuhan yang mengajariku berhenti saat aku merasa sudah tak lagi sanggup. Awalnya Ia memaksa, namun akhirnya aku mengerti. Terkadang angin pun harus berhenti saat hujan, agar suatu saat ketika terjadi panas, angin mampu membuktikan bahwa kekuatan hembusannya tidak bisa diragukan. --meskipun tidak sedang badai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun