Sebelah mataku yang mampu melihat
 Bercak adalah sebuah warna warna mempesona
 Membaur suara, dibawanya kegetiran
 Begitu asing terdengar
Sebelah mataku yang mempelajari
 Gelombang kan mengisi seluruh ruang tubuhku
 Terbentuk dari sel akut
 Dan diabetes adalah sebuah proses yang alami
Tapi sebelah mataku yang lain menyadari
 Gelap adalah teman setia
 Dari waktu waktu yang hilang
Isi dari lirik mempunyai arti dan makna. Bisa di terjemahkan kepada orang biasa yang akan mengalami, atau menjadi buta seperti yang dikisahkan Cholil pada Adrian yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari band karena kondisi badan yang sakit dan lelah dan akhirnya mengalami kebutaan. Tapi kini Adrian sudah mulai bisa duduk dan berdiri dan matanya sudah mulai membaik. Kadang kalau sedang sehat, Adrian masih ikut manggung bersama ERK.
Ada pula yang mengkaitkan cerita lagu ini dengan Novel Baswedan yang disiram air keras pada tahun 2017 ketika ingin pulang ke rumah setelah sholat shubuh. Lagu dan drama penyiraman pun menjadi tranding topik yang diangkat menjadi tema talkshow-talksow tv swasta seperti mata najwa dlsb.
Sungguh ajaib lagu itu bisa dikaitkan dengan kejadian pada Novel Baswedan yang mengakibatkan sebelah mata kiri Novel menjadi buta permanen dan sebelah mata kanannya menjadi remang-remang dan katanya hanya berfungsi 50%. Tim pencari faktapun dibentuk oleh Tito Karnavian. Setelah Tito diganti Idham Aziz, pelaku dapat ditangkap. Akan tetapi Novel menganggap dan membantah bahwa pelaku yang ditangkap itu hanya suruhan, bukan pelaku utama sebenarnya. Akhirnya majelis hakim menghukum pelaku itu dengan hukuman 1 tahun penjara. Ini membuat banyak protes dikalangan masyarakat yang menganggap keputusan hakim tidak seimbang/adil terhadap kebutaan Novel.
Setahun kemudian pada tahun 2008, ERK meluncurkan album ke-2 Kamar Gelap yang kembali mengupas banyak persoalan social dan pemerintah. Dari 12 lagu yang dirilis rekam, setidaknya ada sebuah lagu yang berbau satire terhadap pemerintah yaitu Mosi Tidak Percaya.
Ini masalah kuasa, alibimu berharga
 Kalau kami tak percaya, lantas kau mau apa?
Kamu tak berubah, selalu mencari celah
 Lalu smakin parah, tak ada jalan tengah
Pantas kalau kami marah, sebab dipercaya susah
 Jelas kalau kami resah, sebab argumenmu payah
Kamu ciderai janji, luka belum terobati
 Kami tak mau dibeli, kami tak bisa dibeli