Kau lebih suka membangun rumah
 Merampas tanah
 Kau lebih suka membangun jalan raya
 Membangun pagar besi
Seumpama bunga
 Kami adalah yang tak kau hendaki tumbuh
Seumpama bunga
 Kamilah yang rontok di bumi kami sendiri
Kau lebih suka membangun rumah
 Merampas tanah
Kau lebih suka membangun jalan raya
 Membangun pagar besi
Jika kami bunga engkaulah tembok itu
 Telah kami sebar biji-biji di tubuhmu
 Suatu saat kami 'kan tumbuh bersama dengan keyakinan
Kau harus hancur
 Kau harus hancur
 Kau harus hancur
 Kau harus hancur
Kau harus hancur
 Kau harus hancur
 Kau harus hancur
Akhir cerita, tanpa demo tidak akan ada demokrasi. Demokrasi adalah sebuah perjuangan besar dari rakyatnya untuk merubah hidup yang sulit menjadi baik, yang baik menjadi lebih baik. Demokrasi adalah sebuah kata yang mempunyai arti dan makna yang besar dalam perjalanan hidup untuk membesarkan nama bangsa dan negara. Demokrasi tidak akan pernah berhenti selagi masih ada protes terhadap kekuasaan. Jika protes tidak didengar dan kebablasan maka akan menimbulkan anarkis.
Jika demokrasi dibungkam, suara-suara itu tidak bisa dipenjarakan. Disana bersemayam kemerdekaan. Apabila engkau memaksa diam, aku siapkan untukmu: PEMBERONTAKAN!.
Jika rakyat pergi ketika penguasa pidato, kita harus hati-hati, barang kali mereka putus asa. Kalau rakyat sembunyi dan berbisik bisik, ketika membicarakan masalahnya sendiri, penguasa harus waspada dan belajar mendengar. Kalau rakyat berani mengeluh itu artinya sudah gawat. Dan bila omongan penguasa tidak boleh dibantah, kebenaran pasti terancam. Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan. Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: LAWAN! (Widji Thukul Aktivis Hilang 1998).