Mohon tunggu...
Dedy Sudirman
Dedy Sudirman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Sedang Belajar Menulis. Penyumbang Cerita, Fikiran, Gagasan, Pendapat, Kritik dan Saran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tindakan Sosial Pemerintah Versus KAMI

21 Oktober 2020   08:23 Diperbarui: 24 Oktober 2020   16:39 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tindakan Sosal

Saya memulainya terlebih dahulu dari pemahaman apa itu tindakan sosial. Saya ambil dari Max Weber melaui teori tindakannya, ada 4 tipologi resmi tindakan yaitu (1) Rasional bertujuan bersifat instrumenal ditujukan pada pencapaian tujuan tujuan yang secara rasional diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh aktor yang bersangkutan. Dimensinya adalah kerja. (2) Rasional bernilai dilakukan untuk alasan alasan dan tujuan tujuan yang ada kaitannya dengan nilai nilai yang di yakini secara personal telepas dengan berhasil atau gagal tindakan tersebut. lebih mementingkan komitmen rasio terhadap nilai yang dihayati secara pribadi yang merupakan kaidah praktis dari prinsip universal dimensinya adalah komunikasi.(3) Tindakan Afeksi ditentukan oleh kondisi dan orientasi emosi si aktor. (4) Tindakan Tradisional ditentukan pembiasaan praktik yang telah lama dilakukan.

Saya memperkecil 4 tindakan menjadi 2 tindakan saja karena kita akan membahas tindakan penguasa dan tindakan sosial masyarakat.

Penguasa

Rasionalis Bertujuan Pemerintah untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan melaui: tindakan strategis yang disembunyikan menghasilkan: 1. penipuan secara bawah sadar (komunikasi yang terdistorsi secara sistematis) dan 2. Penipuan secara sadar (manipusasi). Aspek rasional tindakannya adalah Jenis tindakan yaitu tindakan teleologis, instrumenal, strategis. Jenis pengetahuan yang terkandung yaitu pengetahuan yang berguna secara teknis dan strategis. Bentuk Argumentasi nya yaitu diskursus teoritis politis. Model pengetahuan yang dihasilkan yaitu teknologi dan instrumen strategi.

Masyarakat

Rasionalis Bernilai Rakyat melalui tindakan pascakonvensional yang didasarkan atas kesepakatan bersama. Tindakan komunikatif tercapainya pemahaman. Aspek rasionalitas tindakan : tindakan yang diatur secara norma. Jenis pengetahuan yang terkandung: pengetahuan moral praktis. Bentuk argumentasi: diskursus praktis. Model pengetahuan yang dihasilkan: representasi hukum dan moral.

Studi Kasus Tindakan Sosial Penguasa Vs Tindakan Sosial Masyarakat

Mengapa KAMI selalu dibubarkan? Mengapa KAMI takut akan muncul kebangkitan PKI gaya baru? Saya akan memulai, mengurai terlebih dahulu teori tindakan bertujuan yang digunakan pemerintah sebagai alat instrumental untuk mempertahankan kekuasaan bukan menyelamatkan bangsa. Dari pengertian tindakan sosial sangat jelas, pemerintah melakukan tindakan sosial rasional bertujuan dengan aktor aktor yang bermain. Aktor utamanya siapa? Ya, presiden. KAMI membuat panik aktor aktor dibelakang istana. Menteri menteri memberi instruksi pada tentara dan polisi agar menghentikan KAMI yang dianggap makar saat pandemic covid 19 sekarang ini dengan alasan tidak boleh banyak berkerumun di suatu tempat.

Pertama Kasus KAMI di Surabaya. Saya melihat bahwa pemerintah terlihat bodoh karena salah menertibkan alih alih yang ramai diluar tidak ditertibkan sementara yang di dalam ruangan sangat tertib berjarak malah di bubarkan. Ini paradoksial sekali. Disatu sisi pemerintah ingin menertibkan KAMI dengan alasan covid 19 sementara disisi lain membiarkan kerumunan diluar terjadi. Ini memperlihatkan kesan pemerintah dari sikap ilokusionernya menyimpan tersembunyi maksud dan tujuan dari tindakan pemerintah itu sendiri. Itu blunder yang pertama.

Blunder yang kedua adalah kasus Ziarah di Kalibata. Sebelum melakukan tindakan bertujuan dengan alat instrumenalnya seperti tentara dan kepolisian serta adanya Aksi masa pro pemerintah, alat instrumen pemerintah itu tidak tahu atau mungkin tidak mengerti peraturan-peraturan negara. Tentara dan polisi seperti tidak baca aturan dan manggut nurut pada atasannya saja. Ini pelajaran penting bagi polisi dan tentara agar tahu dan paham aturan-aturan tersebut. Itulah fungsi moral tentara dan polisi yang bisa membedakan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus diamankan. Nanti akan saya beberkan dibawah aturan aturannya yang di katakan Gatot Nurmantyo. Yang lebih menarik lagi pernyataan dari Jendral (Purn) Agum Gumelar bilang “Jangan mentang-mentang lah, Jenderal Jenderal pakai baret merah …. Malu, kesal, prihatin saya … terlalu rendah menunjukkan sikap seperti itu …. “. Begitu kira kira. Pak agum nggak lihat disana, hanya dapat laporan saja. Kan yang lihat dan berada disana pak Gatot dan Pak Harto. Mereka berdua mau ziarah kok dituduh yang bukan bukan. Justru ada yang buat keadaan jadi brutal tidak terkendali sementara tentara dan polisi diam saja. Fokus tentara dan polisi hanya pada Gatot dan Pak Harto. Inikan perintah pemahaman yang keblinger ngawur. Tidak masuk akal bagi saya.

Kasus yang ketiga adalah KAMI di Jawatengah. Sama persis seperti di Surabaya. Ada statement dari pak Muldoko adalah “Selama gagasan dari KAMI bagus adalah hal baik dan bagus akan dipertimbangkan, tetapi kalau memaksakan kehendak, ada juga perhitungannya. Negara mempunyai kalkulasi sendiri dalam menjaga stabilitas dan keamanan”. Ini adalah bentuk ketidak percayaan pemerintah kepada KAMI yang masih menduga KAMI untuk membuat kekacauan kedepannya. Kacaunya dimana? KAMI itu tertib, tahu aturan, tidak memaksakan kehendak, mereka bersuara untuk sesuatu yang terpenting harus disuarakan saat ini dengan tidak melakukan kepentingan-kepentingan lain. Poin suara moralnya adalah pokok gagasan KAMI bukan suara politik. (pahami 8 gagasan KAMI). Ada juga KAMI (Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia) yang menolak deklarasi dan silaturahmi KAMI. KAMI versi mahasiswa menganggap KAMI telah membuat kegaduhan, kekacauan, bukannya membantu pemerintah dari pandemic covid 19 ini. Hello KAMI PMII versi Mahasiswa! Jadi Mahasiswa jangan bodoh. Kamu harus pahami 8 deklarasi KAMI. 1 poinnya adalah menuntut pemerintah agar bersungguh-sungguh menanggulangi pandemi COVID-19 untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dengan tidak membiarkan rakyat menyelamatkan diri sendiri, sehingga menimbulkan banyak korban dengan mengalokasikan anggaran yang memadai, termasuk untuk membantu langsung rakyat miskin yang terdampak secara ekonomi.

Ideologi Pki Masih Hidup?

Kita sudah banyak mengetahui betapa ganasnya PKI melalui sejarah. Akan tetapi sejarah itu masih di perdebatkan sampai hari. Tidak selesai tuntas. Artinya ada ketidaklurusan, ada perbedaan pemahaman/penafsiran, ada ketidakjujuran dalam sejarah. Ini penting sekali untuk di bahas dan diselesaikan agar tidak terjadi keributan terus menerus. Kalau bicara ideology itu pasti mengakar. Ideology islam, ideology komunis, idelogi liberal semua itu mengakar dan mendalam. Dampaknya bisa 1,2,3,4,5 dekade dan seterusnya.

Kita tahu juga bahwa agama dan komunis tidak bisa bersatu. Tidak akan pernah bisa bersama. Ini soal bertuhan dan tidak bertuhan. Negara kita bertuhan sedang komunis tidak. Sementara dunia masih belajar tentang komunis yang masih dipejari di seluruh kampus dunia. Negara kuat yang berideologi komunis adalah RRC dan RRT. Coba saya bandingkan dengan ideology yahudi. Mereka dibantai di jerman, mereka di batai di yerussalem dalam watu yang sangat lama. Mereka kocar kacir lari ke luar dari yerussalem. Ada yang ke eropa, ada yang ke amerika serikat ada yang keasia. Mereka semakin matang dalam bernegara dan berideologi.

Anda bisa membayangkan betapa dunia ini dikuasai oleh orang-orang yahudi disetiap negara negara maju seperti amerika serikat, eropa bahkan asia tengah/arab. Mereka menguasai teknologi, ekonomi, politik, hukum dan lain sebagainya. Karena apa? Kekuatan ideology yang tak terbantahkan. Bagaimana dengan komunisme dan ajaran marxisme? Ini ideology ganas dan tidak bertuhan. Ada tesis yang mengatakan bahwa RRC dan Korea Utara sudah mempunyai nuklir. Ekonomi berbasis marxisme di RRC mengakar kuat dimana Secara politik menggunakan ideology liberalism, secara kerakyatan menggunakan ideology marxisme.

Betapa dahsyatnya negeri ini jika mereka melakukan kudeta dunia. Mereka akan meluluhlantahkan amerika serikat dan inggris. Apa buktinya? Jelas ada buktinya. Ada nuklir dalam sistem kemiliteran RRC dan Korea Utara. Dari sisi ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan, dalam lobi politik memakai diplomasi liberal. Ini luar biasa. RRC dilahirkan sebagai bangsa yang bersemangat, berjuang, berperang dan seperti ingin menjadi nomor 1 (tobe number one) yang selalu meng up grade, mematangkan, menyebarkan, konsep ekonomi, militer, politik dengan ideologinya. Mereka sama persis seperti yahudi ada dimana mana diseluruh penjuru dunia. Yahudi liberalism akan berperang kembali melawan RRC komunis marxisme. Ya, RRC/KORUT vs USA/ENGLAND. Apalagi Jerman negara terkuat di eropa kemungkinan akan bergabung, berteman dengan RRC. Kenapa Jerman berteman dengan RRC?

Filosof Jerman memulai perang pemikiran dengan filosof filsuf Amerika/Inggris sejak Periode Renaisans (1355-1650). Pemikiran Filosof filsuf Jerman seperti Spinoza, Leibniz beraliran rasionalis ditolak, dibantah, dikritik filosof-filosof Amerika/inggris seperti Locke, Berkeley, Hume yang beraliran pemikiran empiris. Spinoza, Leibniz mengakar pada rasionalis yang berpengaruh penting pada pemikiran Marx menghasilkan negara Uni Soviet, RRT dkk beraliran komunis materialis. Sementara pemikiran empiris Locke, Barkley, Hume melahirkan negara liberalis kapitalis yaitu Amerika Serikat yang bersekutu dengan Inggris. Disinilah awal mulanya perdebatan dan pertentangan hebat itu. Kemudian generasi kedua mereka pun menyalakan api kembali yang telah padam. Perdebatan hebat kedua dimulai pemikiran liberalisme Propper yang dibatah keras oleh pemikiran sosialisme Habermas. Tema perdebatan adalah sama yaitu komunitarianisme vs liberalisme. RRC seperti mengobarkan kembali perang yang sudah lama terjadi. RRC/KORUT lah yang masih menyisakan kekuatan dari negara negara komunis materialis yang telah hancur atau bangkrut itu. Kita hanya jadi penonton yang siap diterkam seperti dua ekor singa ingin menerkam manusia. RRC dan Amerika Serikat sebagai singa dunia mempunyai stok makanan lezat yang begitu berlimpah pada bangsa dan negara Indonesia. Bukan hanya satu atau dua orang manusia menjadi santapan singa tetapi ratusan, ribuan, jutaan bahkan ratusan juta manusia Indonesia menjadi stok santapan lezat si Singa komunis. Tetapi sebagai manusia kita harus percaya bahwa Tuhan menciptakan akal pada setiap diri manusia.

Manusia Indonesia punya anugrah akal itu untuk mengusir, mengurangi, membunuh singa itu dengan akalnya terlepas dengan berbagai macam cara melakukannya. Dengan moral rasional kita bisa menyatukan ideology, argumentasi didalam intersubjektif setiap persoalan-persoalan menjadi bernilai normatif semakin menjadi kuat. Siapa yang lemah, sangat lezat untuk menjadi santapan bersama singa. Itulah yang ditakuti dan diperjuangankan terus untuk melawan penindasan oleh Gatot.

Tindakan KAMI Gatot Nurmatyo

Saya terus terang kaget dengan beliau. Mengapa? Gatot itu kan Tentara. Saya baca berita tetang statement dia yang mengatakan soal hiruk pikuk di kalibata. Gatot bilang: 1. “Yang menjadi persoalan adalah bahwa menurut UU No. 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum disebutkan soal bentuk bentuk dan tata cara menyampaikan pendapat di muka umum pada pasal 9 bab IV. Dalam pasal  9 ayat (2) berbunyi bahwa penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan di tempat tempat terbuka untuk umum. Pasal 6 disebutkan bahwa warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum, antara lain berkewajiban dan bertanggungjawab untuk menghormati hak dan kebebasan orang lain”. 2. “Menghormati aturan aturan moral yang diakui umum, mentaati peraturan per UU, menjaga keamanan dan ketertiban umum, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa”. Kemudian Statement Gatot: “Nah, sekarang saya Tanya kepada anda, mereka yang berunjuk rasa bersamaan dengan kami berziarah ke makam pahlawan kemarin. Apakah mereka memenuhi kewajiban kewajiban itu? Dan apakah petugas yang banyak itu mencoba menertibkan mereka?. Anehnya, mereka berdalih menertibkan para demonstran yang memprotes kedatangannya bersama para purnawirawan TNI untuk berziarah dan berdoa kepada pahlawan revolusi di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.” Alih alih mereka ditertibkan, justru kami yang ditekan terus dengan berbagai cara termasuk berhadap hadapan dengan tentara yang aktif dengan mantan tentaranya”. Bukannya menertibkan yang demo, malah kami yang seolah olah tidak tertib”. Tambah Gatot lagi “kecuali lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instansi militer, rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan objek objek vital nasional serta pada hari besar nasional”. Lanjut Gatot “pasal 10 dijelaskan bahwa penyampaian pendapat di muka umum wajib diberitahukan secara tertulis kepada Polri dan pemberitahuan secara tertulis disampaikan oleh yang bersangkutan pemimpin, atau penanggung jawab kelompok selambat lambatnya 3x24 jam sebelum kegiatan dimulai telah diterima oleh Polri setempat.”

Terus terang saya kagum dengan speech act beliau dalam bentuk literasi yang mengalir membentuk suatu argumentasi kuat yang tidak terbantah. Kenapa segitunya? Coba anda baca tanda petik saya dari atas sampai bawah, saya sampai capek ngetiknya. Artinya apa? Rasional statement. Beliau cerdas banget, menjelaskan sebab akibat begiiiiiiitu jelas, mengkoreksi menjadi kebenaran mutlak dalam bentuk kebijakan kebijakan hukum negara, bisa diukur, bisa membuktikan yang salah dan yang benar, tahu arti kewajiban dan larangan, ada philosophy nya juga. Apa dia filosof ya? Hmm….saya gak tau deh. Kalau filosof ketentaraan percaya banget saya. Selanjutnya

SAYA AKAN BAHAS TUTUR BELIAU DARI SISI METODE PRAGMATIK ILOKUSIONER DAN PERLOKUSIONER

Secara perlokusioner pragmatika tutur beliau menunjukkan adanya kesan positif untuk kita bahwa kebenaran itu adalah moral yang menjadi modal utama kita dalam melakukan sesuatu yang dilandasi norma dengan pengetahuan moral praktis. Point saya adalah ini bentuk kejujuran yang masih melekat pada diri Gatot meskipun sudah purna tapi sikapnya tidak berubah sampai sekarang. Kejujuran, moralitas seseorang itu tidak terbentuk sendiri. Ada yang membentuknya. Siapa? Orang tua yang menanam benih benih agama, kebaikan sewaktu dia kecil, remaja, menjadi dewasa yang pada akhirnya menjadi seorang pemimpin yang patut di teladani. Orang seperti inilah yang kita butuhkan sebenarnya untuk menjadikan negara besar yang mempunyai harga diri dan bermartabat. Saya juga bisa melihat dan merasakan dari sisi lingkungan beliau  semasa kecil, remaja yang bergaul dengan orang orang yang baik-baik dan berdampak sampai sekarang kepada beliau dengan sikapnya yang rendah hati, bicara santun itu terlihat jelas. Saya mengira tentara itu karena bekerja harus siaga 24 jam jadi saya pikir mana mungkin tentara bisa belajar, baca buku, dan lain sebagainya. Nggak mungkin! Eh, Ternyata dugaan saya salah besar. Ini buktinya. Bukti yang nyata dari seorang prajurit pintar yang sangat cerdas. Salut pak! Mohon Maaf bapak, saya kadang panggil Gatot kadang panggil beliau kadang juga panggil bapak…

Coba kita bedah tutur beliau dari sisi perlokusioner. Pak Gatot bilang “Saya yakin para ulama berdoa untuk saya menjadi presiden, tapi berdoa juga untuk bangsa ini”. Apa makna perlokusionernya?  Gatot merasa yakin mejadi presiden jika suara Rakyat (suara Tuhan) menghendakinya. Tidak ada yang di sembunyikan dari dirinya. Pure, murni dari suara hati yang begitu jujur dan mendalam. Coba seandainya Gatot bertutur menjadi kesan makna ilokusioner, misalnya Gatot bilang “Tidak mungkin saya jadi presiden, la wong yang milih saya siapa. Partai aja nggak ada”. Itu jawaban yang penuh dengan persembunyian hati. Penipuan secara sadar yang menipu publik. Ada kata kata yang menarik selanjutnya “tapi berdoa juga untuk bangsa ini”. Apa maksudnya? Interpretasi saya secara perlokusioner adalah beliau benar benar prajurit yang DNA nya ada untuk siap siaga, DNA nya ada untuk inteligen, DNA nya ada untuk siap tempur jika kedaulatan bangsa akan hancur, DNA nya ada untuk analisis kedepan, DNA nya ada untuk membaca sejarah dan seterusnya.

Gatot Dilaporkan Ke Polisi

Kapitra politikus PDIP berusaha melaporkan Gatot ke kantor Polisi atas usaha Gatot perwakilan dari KAMI yang telah melakukan tindakan makar telah membuat resah marah pemerintah. Statement Kapitra “Saya mendorong dan mendukung PPJNA 98 untuk mengambil langkah hukum dan melaporkan Gatot Nurmantyo kepada pihak Kepolisian RI,” kata Kapitra di Jakarta, Jumat (18/09/2020). Apalagi, Gatot Nurmantyo ini juga aktif di Koalisi Aksi Selamatkan Indonesia (KAMI), jadi cukup kuat alasan PPJNA ’98 untuk mencari upaya hukum demi menjaga NKRI. “Kami juga siap untuk mendampingi dan mengadvokasi, sepanjang diperlukan,”

Indikasi makar itu adalah pendeklarasian yang terselubung, secara diam-diam. Ini tidak diam-diam. Lantang disuarakan di berbagai kota setelah peresmian KAMI dan pembacaan 8 poin gagasan yaitu:

  1. Mendesak penyelenggara negara, khususnya pemerintah, DPR, DPD, dan MPR untuk menegakkan penyelenggaraan dan pengelolaan negara sesuai dengan (tidak menyimpang dari) jiwa, semangat dan nilai Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
  2. Menuntut pemerintah agar bersungguh-sungguh menanggulangi pandemi COVID-19 untuk menyelamatkan rakyat Indonesia dengan tidak membiarkan rakyat menyelamatkan diri sendiri, sehingga menimbulkan banyak korban dengan mengalokasikan anggaran yang memadai, termasuk untuk membantu langsung rakyat miskin yang terdampak secara ekonomi.
  3. Menuntut pemerintah bertanggung jawab mengatasi resesi ekonomi untuk menyelamatkan rakyat miskin, petani dan nelayan, guru/dosen, tenaga kerja bangsa sendiri, pelaku UMKM dan koperasi, serta pedagang informal daripada membela kepentingan pengusaha besar dan asing.
  4. Menuntut penyelenggara negara, khususnya pemerintah dan DPR untuk memperbaiki praktik pembentukan hukum yang menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945. Kepada pemerintah dituntut untuk menghentikan penegakan hukum yang karut marut dan diskriminatif, memberantas mafia hukum, menghentikan kriminalisasi lawan-lawan politik, menangkap dan menghukum berat para penjarah kekayaan negara.
  5. Menuntut penyelenggaraan negara untuk menghentikan sistem dan praktik korupsi, kolusi dam nepotisme (KKN), serta sistem dan praktik oligarki, kleptokrasi, politik dinasti dan penyelewengan/ penyalahgunaan kekuasaan.
  6. Menuntut penyelenggara negara, khususnya pemerintah, DPR, DPD dan MPR untuk tidak memberi peluang bangkitnya komunisme, ideologi anti Pancasila lainnya, dan separatisme serta menghentikan stigmatisasi kelompok keagamaan dengan isu intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme serta upaya memecah belah masyarakat. Begitu pula mendesak pemerintah agar menegakkan kebijakan ekonomi dan politik luar negeri bebas aktif, dengan tidak condong bertekuk lutut kepada negara tertentu.
  7. Menuntut pemerintah untuk mengusut secara sungguh-sungguh dan tuntas terhadap pihak yang berupaya melalui jalur konstitusi, mengubah Dasar Negara Pancasila, sebagai upaya nyata untuk meruntuhkan NKRI hasil Proklamasi 17 Agustus 1945, aga tidak terulang upaya sejenis di masa yang akan datang.
  8. Menuntut presiden untuk bertanggung jawab sesuai sumpah dan janji jabatannya serta mendesak lembaga-lembaga negara (MPR, DPR, DPD dan MK) untuk melaksanakan fungsi dan kewenangan konstitusionalnya demi menyelamatkan rakyat, bangsa dan negara Indonesia.

Kesimpulan

Segala tindakan memiliki konsekuensinya. Melakukan tindakan berarti bertanggung jawab atas tindakannya tersebut. Tindakan KAMI tentunya mempunyai dasar dari resapan aspirasi masyarakat. Aspirasi yang berkembang adalah representasi keresahan, kekecewaan yang tidak terbendung dan tersumbat. Peranan birokrasi yang terkapitalisasi adalah alasan alasan kekecewaan KAMI dalam bentuk protes-protes terhadap isu isu yang terjadi. Tapi KAMI tidak anarkis, mereka taat pada prosedur pemerintah. Mereka mengungkapkan keresahannya melalui tempat yang tempat-tempat yang tepat. Dibalik kegaduhan adalah bentuk perekayasaan dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang sedang berada di tempat kejadian.

Masyarakat dibuat tercengang dan bertanya Tanya mengapa sikap, pandangan, tujuan pemerintah semakin tidak melihat apa makna dan dampak dari peristiwa itu. Tapi mayasarakat sadar karena tidak ada kekuatan yang membelanya kecuali hanya suara suara mereka yang mereka ucapkan dengan lantang. Suara itupun tetap terbungkam. Apakah suara suara itu tidak berarti sama sekali oleh pemerintah atau suara suara itu memperkeruh jalan pikiran dan tindakan pemerintah yang telah dibuat?

Hanya dalam penelitian pragmatis formallah kita dapat membangun ide tentang tercapainya pemahaman sehingga dapat mengarahkan kita pada analisis empiris atas masalah masalah seperti representasi level realitas yang berlainan, manifestasi komunikasi atau perkembangan pemahaman yang tidak terpusat. KAMI telah melakukan penelitian itu, KAMI melakukan tindakan praktis, moralis, penuh arti dan makna. Arti dan makna itu tertuang dalam KAMI yang telah di deklarasikan dengan poin poin jelas yang tertuang. KAMI adalah representasi dari suara rakyat, gerakan moral yang tidak berpihak pada situasi politik manapun. Teleologi dari KAMI jelas menyelamatkan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun