Mohon tunggu...
Dedy Sudirman
Dedy Sudirman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Sedang Belajar Menulis. Penyumbang Cerita, Fikiran, Gagasan, Pendapat, Kritik dan Saran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tindakan Sosial Pemerintah Versus KAMI

21 Oktober 2020   08:23 Diperbarui: 24 Oktober 2020   16:39 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tindakan Sosal

Saya memulainya terlebih dahulu dari pemahaman apa itu tindakan sosial. Saya ambil dari Max Weber melaui teori tindakannya, ada 4 tipologi resmi tindakan yaitu (1) Rasional bertujuan bersifat instrumenal ditujukan pada pencapaian tujuan tujuan yang secara rasional diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh aktor yang bersangkutan. Dimensinya adalah kerja. (2) Rasional bernilai dilakukan untuk alasan alasan dan tujuan tujuan yang ada kaitannya dengan nilai nilai yang di yakini secara personal telepas dengan berhasil atau gagal tindakan tersebut. lebih mementingkan komitmen rasio terhadap nilai yang dihayati secara pribadi yang merupakan kaidah praktis dari prinsip universal dimensinya adalah komunikasi.(3) Tindakan Afeksi ditentukan oleh kondisi dan orientasi emosi si aktor. (4) Tindakan Tradisional ditentukan pembiasaan praktik yang telah lama dilakukan.

Saya memperkecil 4 tindakan menjadi 2 tindakan saja karena kita akan membahas tindakan penguasa dan tindakan sosial masyarakat.

Penguasa

Rasionalis Bertujuan Pemerintah untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan melaui: tindakan strategis yang disembunyikan menghasilkan: 1. penipuan secara bawah sadar (komunikasi yang terdistorsi secara sistematis) dan 2. Penipuan secara sadar (manipusasi). Aspek rasional tindakannya adalah Jenis tindakan yaitu tindakan teleologis, instrumenal, strategis. Jenis pengetahuan yang terkandung yaitu pengetahuan yang berguna secara teknis dan strategis. Bentuk Argumentasi nya yaitu diskursus teoritis politis. Model pengetahuan yang dihasilkan yaitu teknologi dan instrumen strategi.

Masyarakat

Rasionalis Bernilai Rakyat melalui tindakan pascakonvensional yang didasarkan atas kesepakatan bersama. Tindakan komunikatif tercapainya pemahaman. Aspek rasionalitas tindakan : tindakan yang diatur secara norma. Jenis pengetahuan yang terkandung: pengetahuan moral praktis. Bentuk argumentasi: diskursus praktis. Model pengetahuan yang dihasilkan: representasi hukum dan moral.

Studi Kasus Tindakan Sosial Penguasa Vs Tindakan Sosial Masyarakat

Mengapa KAMI selalu dibubarkan? Mengapa KAMI takut akan muncul kebangkitan PKI gaya baru? Saya akan memulai, mengurai terlebih dahulu teori tindakan bertujuan yang digunakan pemerintah sebagai alat instrumental untuk mempertahankan kekuasaan bukan menyelamatkan bangsa. Dari pengertian tindakan sosial sangat jelas, pemerintah melakukan tindakan sosial rasional bertujuan dengan aktor aktor yang bermain. Aktor utamanya siapa? Ya, presiden. KAMI membuat panik aktor aktor dibelakang istana. Menteri menteri memberi instruksi pada tentara dan polisi agar menghentikan KAMI yang dianggap makar saat pandemic covid 19 sekarang ini dengan alasan tidak boleh banyak berkerumun di suatu tempat.

Pertama Kasus KAMI di Surabaya. Saya melihat bahwa pemerintah terlihat bodoh karena salah menertibkan alih alih yang ramai diluar tidak ditertibkan sementara yang di dalam ruangan sangat tertib berjarak malah di bubarkan. Ini paradoksial sekali. Disatu sisi pemerintah ingin menertibkan KAMI dengan alasan covid 19 sementara disisi lain membiarkan kerumunan diluar terjadi. Ini memperlihatkan kesan pemerintah dari sikap ilokusionernya menyimpan tersembunyi maksud dan tujuan dari tindakan pemerintah itu sendiri. Itu blunder yang pertama.

Blunder yang kedua adalah kasus Ziarah di Kalibata. Sebelum melakukan tindakan bertujuan dengan alat instrumenalnya seperti tentara dan kepolisian serta adanya Aksi masa pro pemerintah, alat instrumen pemerintah itu tidak tahu atau mungkin tidak mengerti peraturan-peraturan negara. Tentara dan polisi seperti tidak baca aturan dan manggut nurut pada atasannya saja. Ini pelajaran penting bagi polisi dan tentara agar tahu dan paham aturan-aturan tersebut. Itulah fungsi moral tentara dan polisi yang bisa membedakan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus diamankan. Nanti akan saya beberkan dibawah aturan aturannya yang di katakan Gatot Nurmantyo. Yang lebih menarik lagi pernyataan dari Jendral (Purn) Agum Gumelar bilang “Jangan mentang-mentang lah, Jenderal Jenderal pakai baret merah …. Malu, kesal, prihatin saya … terlalu rendah menunjukkan sikap seperti itu …. “. Begitu kira kira. Pak agum nggak lihat disana, hanya dapat laporan saja. Kan yang lihat dan berada disana pak Gatot dan Pak Harto. Mereka berdua mau ziarah kok dituduh yang bukan bukan. Justru ada yang buat keadaan jadi brutal tidak terkendali sementara tentara dan polisi diam saja. Fokus tentara dan polisi hanya pada Gatot dan Pak Harto. Inikan perintah pemahaman yang keblinger ngawur. Tidak masuk akal bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun