Pernikahan dini masih menjadi isu yang cukup mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meskipun terkadang dipandang sebagai bagian dari tradisi atau solusi atas masalah sosial, pernikahan dini sebenarnya membawa banyak risiko dan dampak negatif bagi pasangan muda, terutama di sektor kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Di sinilah bimbingan perkawinan (bimwin) memainkan peran penting dalam memitigasi risiko-risiko tersebut.Â
Dilansir dari akun instagram Bimas Islam Kementerian Agama pada 19 Juli 2024 disebutkan bahwa pernikahan dini dapat menyebabkan berbagai dampak serius. Mulai dari KDRT, tingginya perceraian, kanker rahim pada ibu dan anak lahir stunting. Yuk, kita cari tahu mengapa bimbingan perkawinan sangat krusial dalam menghadapi pernikahan dini.Â
Dampak Kesehatan
Pernikahan dini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius, terutama bagi perempuan muda, berikut adalah beberapa dampaknya :
1. Kehamilan Berisiko Tinggi:
Remaja putri yang hamil memiliki risiko lebih tinggi dan berpotensi terkena kanker rahim, melahirkan bayi prematur hingga anak stunting. Tubuh mereka yang belum sepenuhnya matang seringkali tidak siap untuk kehamilan dan persalinan, meningkatkan risiko bagi ibu dan bayinya.Â
2. Kesehatan Mental :
Beban tanggung jawab rumah tangga dan pengasuhan anak pada usia yang sangat muda dapat menyebabkan stress, kecemasan dan depresi. Kurangnya dukungan emosional sering memperburuk kondisi ini.Â
3. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan :Â
Pasangan muda mungkin kurang memiliki pengetahuan atau sumber daya untuk mengakses layanan kesehatan yang diperlukan, yang dapat memperburuk masalah kesehatan mereka dan anak-anak mereka.Â
Dampak Ekonomi