"Total 300 ribu, bu"
   "Niih nak.. 300 ribu nya"
   Stok itu, sebenernya dia siapkan untuk acara lamaran Byori dan Binar yang dia ketahui semalam dari suaminya yang telpon ibu mertua sebelum tidur.  Ibu mertuanya juga telpon dia untuk membeli semua itu. suaminya tahu kalau Raena memang cerdas untuk membeli barang-barang bagus yang berhubungan dengan makanan dan pakaian. Raena juga punya butik sederhana yang dia syukuri karena dia bisa menyalurkan hobi mengajarnya dan berwirausaha. Terkadang penjahit di butiknya kaget dengan disain yang dibuat Raena. Tapi mereka diajari dengan baik oleh Raena cara menjahit disain tersebut.
   "Sukses ya Puja."
   "Bu, Niih kembaliannya." kata Puja
   "Kan, Ibu kasih uangnya pas nak, ko ada kembalian?" sambil mengernyitkan dahinya
   "Kata suamiku kembaliin aja." Sahut Puja.
   "Nanti kalian tidak ada untungnya nak,"
   "Aku udah cerita ke suamiku tentang ibu. Kalau dulu ibu tidak menasehati aku, aku pasti tidak seperti ini dan tidak mencari suami yang baik untukku"
   "Ya ampun, kamu masih ingat aja nak. Masya Allah. Ya sudah terimakasih ya" sambil pamit dengan sopan pada muridnya dan orang yang ada di situ. Raena masih bingung. Kenapa puja bersikap seperti itu. sejenak kemudian dia tersenyum kecil dan bersyukur pada Allah.
     Sesampainya Raena di sekolah, dia guru Boga dasar. Setelah memberikan materi, dia mengajak siswa-siswinya praktik di lab kitchen. Selama dua jam lebih empat lima sejak jam 10 pagi dia berdiri di kitchen untuk melihat cara anak-anak didiknya praktik materi dasar. Setelah selesai dia menuju mushala untuk shalat dhzuhur dan melanjutkan merekap nilai praktik siswa saat itu. tidak sadar jam sudah menunjukkan pukul 14.00 dia langsung finger print dan say goodbye pada teman-teman guru, mengambil belanjaanya dan menemui suaminya.