Mohon tunggu...
Diah Puji Astuti
Diah Puji Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Take your time

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sebuah Usaha Mengatasi Dampak Globalisasi dengan Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai

25 Oktober 2022   17:36 Diperbarui: 25 Oktober 2022   17:41 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Masyarakat

Pemerintah secara bertahap fokus pada pengelolaan sampah plastik dan juga mengeluarkan aturan larangan penggunaan plastik sekali pakai, untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). 

Dalam konteks permasalahan yang ada, masyarakat juga memiliki peranan dan ikut berpartisipasi. Conyer dalam Soetomo (2006), menjelaskan partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat dengan sukarela yang dilandasi oleh determinan dan kesadaran diri masyarakat itu sendiri dalam program pembangunan. 

Masyarakat turut berpartisipasi dengan mengikuti aturan dari pemerintah. Seperti sekarang ini ketika berbelanja di swalayan, pihak swalayan tidak lagi menyediakan kantong plastik sekali pakai, masyarakat dibiasakan untuk membawa tas belanjaan sendiri. Atau bagi masyarakat yang terlupa tidak membawa tas belanjaan sendiri, pihak swalayan menyediakan tas belanjaan juga. 

Hal tersebut mencerminkan bahwa persepsi masyarakat yang cukup baik atau mendukung dengan adanya aturan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai. Adapun alasan mereka mendukung adanya kebijakan tersebut dikarenakan kesadaran dan kepedulian untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. 

Dalam konteks yang sama, terdapat beberapa kalangan masyarakat yang berperan aktif. Mereka tidak hanya mematuhi kebijakan tersebut. Namun mereka juga ikut sebagai penggerak penyadaran bagi masyarakat lainnya. Mereka mendirikan suatu gerakan yang berbasis peduli lingkungan. Misalnya seperti Aliansi Zero Waste Indonesia.

2. Teori Pembangunan Sosial

Salah satu Teori Sosiologi dalam Kajian Pembangunan, yakni Teori Pembangunan Sosial. Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga poin utama, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat satu sama laint. Ketiga aspek tersebut tidak dapat terpisahkan karena menimbulkan hubungan sebab akibat. 

Hubungan antara ekonomi dan sosial diharapkan dapat menciptakan hubungan yang adil (equitable). Hubungan antara ekonomi dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan (viable). 

Dan hubungan antara sosial dan lingkungan bertujuan agar terus bertahan (bearable). Munculnya teori pembangunan sosial diawali dengan adanya perhatian pada lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar apa yang ada di bumi saat ini tetap terjaga dan generasi berikutnya dapat ikut merasakan dan melihatnya. Konsep keberlanjutan adalah konsep yang sederhana, tetapi kompleks sehingga konsep keberlanjutan juga sangat multidimensi dan multi-interpretasi. 

Menurut Heal (Fauzi, 200), konsep pembangunan berkelanjutan mengandung dua dimensi. Pertama, dimensi waktu, karena keberlanjutan menyangkut hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Kedua, dimensi interaksi antara sistem ekonomi dengan sistem sumber daya alam dan lingkungan.

 Kaitan dengan permasalahan sampah adalah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan maka harus dipenuhi tiga jenis pembangunan yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan pembangunan lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun