Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Solo Menari, Hidupkan Kembali Semarak Hari Tari Sedunia

1 Mei 2023   17:35 Diperbarui: 9 Mei 2023   13:41 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
para penari Anoman Obong| dokumentasi pribadi 

"Tubuh adalah perangkat, jiwalah yang membuatnya hidup"

Satu larik yang penuh dengan filosofi kehidupan tersebut akhirnya diangkat menjadi tema Solo Menari 2023.

Agaknya Hari Tari Internasional atau World Dance Day kali ini tidak ingin dilewatkan begitu saja oleh berbagai kelompok seni tari di muka bumi. Termasuk kota Solo. 

Event warisan yang diadakan sebagai agenda tahunan kota yang berslogan The Spirit of Java ini ternyata mengundang inspirasi ribuan seniman dan seniwati dari berbagai kelompok usia. Momentum yang memantik para pelaku seni menampilkan kembali olah tubuh sebagai wujud keberadaan simbolik dari kehidupan yang berangkat dari keselarasan jiwa.

Rasa-rasanya tidak asing bagi kita yang sejak beribu tahun lalu memang telah terbiasa dengan senandung filosofis yang telah menjelma dalam liturgi spiritualitas pembungkus kebudayaan. 

Sekian ribu tahun, sekitar 10.000-12.000 tahun yang lalu, simbol-simbol mulai diangkat sebagai salah satu alat pemersatu kelompok. Kesenian muncul memegang kemudi sebagai simbolik dari abstraksi spiritualitas kelompok.

Seni tari bukan hanya sebuah hasil kreasi. Sebagaimana cabang kesenian lain, seni tari telah lekat di hati masyarakat untuk memberikan keuntungan bagi bersatunya kelompok sosial. Kesenian hadir sebagai intersubjective reality yang mendatangkan kebermanfaatan bagi bertahannya sebuah kelompok sosial.

Sadari lagi dan lagi akan kebermanfaatan kesenian, khususnya seni tari dalam bermacam komponen pembentuknya seperti misalnya gerak dan musik, telah mengusik para mpu penggiat seni tari mengangkatnya dalam suguhan-suguhan epik. 

Tahun ini, Solo Menari menggelar dua event agung. Persembahan para pelaku seni dan budaya pun disambut oleh antusiasme masyarakat. Baik dari dalam maupun dari luar kota Solo. Bahkan oleh wisatawan dari mancanegara.

Suguhan tari-tarian baik tradisional maupun kontemporer digelar di berbagai sudut kota yang terbagi dalam pos-posnya masing-masing. 

Tak pelak lagi, para pelaku seni begitu bersemangat dalam rangka memasyarakatkan kesenian tari. 

Salah satu tontonan bagi masyarakat umum digelar secara bebas dalam "Garda The Musical" dipersembahkan oleh teman-teman dari Institut Seni Indonesia di Taman Budaya Surakarta. Digawangi oleh koreografer tari yang kondang sekelas Eko Pece dan beberapa artis ibukota sukses menghentak sadar masyarakat awam tentang seni tari.

Solo Menari 2023 mengawali kembali menyatunya kehidupan anak manusia selaras dengan alur semesta. Memayu Hayuning Bawånå. Menghias kembali keindahan semesta melalui keindahan yang terpancar dari jiwa.

Dimulai pukul 07.00 WIB ribuan penari Bedhayan Naradipta mulai memadati badan Jalan Diponegoro atau lebih termasyur dengan koridor Ngarsåpurå. Tepatnya di sepanjang jalan depan gerbang selatan Pura Mangkunegaran. 

Mengenakan adibusana putih para pelaku tari dari lintas generasi berkumpul menarikan gerakan-gerakan yang menyuguhkan kemolekan budaya Jawa.

Sebagian dari penari usai menampilkan tari Bedhayan Naradipta| dokumentasi pribadi 
Sebagian dari penari usai menampilkan tari Bedhayan Naradipta| dokumentasi pribadi 

Tak kalah menariknya, kota Solo melanjutkan lenggang tarinya ke arah Solo bagian Timur. Mengambil tempat ikonik Kota Bengawan, Pasar Gede Harjonagoro, Solo menggaungkan kembali suluk budaya lawas; mengangkat sendratari Ramayana dengan lakon "Anoman Obong".

keriuhan pengunjung dalam pasar, di mana salah satu adegan Anoman Obong digelar | dokumentasi pribadi 
keriuhan pengunjung dalam pasar, di mana salah satu adegan Anoman Obong digelar | dokumentasi pribadi 

Sandiaga Uno dan Mas Gibran dalam arak-arakan menuju ke Balaikota Surakarta| dokumentasi pribadi
Sandiaga Uno dan Mas Gibran dalam arak-arakan menuju ke Balaikota Surakarta| dokumentasi pribadi

Nampak jelas bahwa Pemkot Surakarta bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencoba mendongkrak ekonomi rakyat dengan mempromosikan public places berbasis ekonomi kerakyatan. 

Tak perlu melepas waktu terlalu lama. Seni tari terus memadati sudut kota Solo. Salah satu kampung destinasi wisata, Kampung Batik Kauman tak lepas dari sorotan panitia. Kota Solo kembali mengurai bisik lembut representasi sikap mental buah pekerti luhur dijereng di pelataran salah satu galeri batik.

Bukan hanya mengangkat warisan karya para pendahulu. Koreografer kekinian pun memulai detak gerak kontemporernya. Pukul 16.00 WIB Solo Paragon Mall mengawali perputaran roda seni sebagai mediasi releasing stress. 

Selanjutnya!

Selaku persembahan kepada publik, para praktisi seni dari dalam maupun luar kota Surakarta mengurai narasi fiksi mewujud dalam olah tari-tarian daerah di halaman Balaikota Surakarta.

Halaman depan Balaikota Surakarta pada saat persiapan Gelar Tari Rakyat | dokumentasi pribadi 
Halaman depan Balaikota Surakarta pada saat persiapan Gelar Tari Rakyat | dokumentasi pribadi 

Gelar Tari Rakyat yang dimulai sekitar pukul 19.00 WIB bukan hanya diusung oleh penampilan para penari dari kota Solo, namun juga dari daerah lain. Seperti halnya utusan datang dari Makasar, Depok, Magelang, Sragen, dan Banyumas.

Next...

Malam kembali berlanjut. Berkelindan dengan hentakan musik hip hop, kembali kaki saya menyusuri tembok-tembok mural di sepanjang Gatsu, Jalan Gatot Subroto. 

salah satu sudut kemolekan Gatsu | dokumentasi pribadi
salah satu sudut kemolekan Gatsu | dokumentasi pribadi

Koridor Gatsu, kurleb 200 meter dari venue Urban Street Dance|dokumentasi pribadi 
Koridor Gatsu, kurleb 200 meter dari venue Urban Street Dance|dokumentasi pribadi 

salah satu b-boy urban street dance | dokumentasi pribadi 
salah satu b-boy urban street dance | dokumentasi pribadi 

There you go.....malming kami di Gatsu

Waktu pun melewati batas 21.15 WIB. Namun dengung musik kaum urban membawa naluri saya terus berjalan di koridor Gatsu. Ini memang sebuah realita yang menyatukan kami menyusuri malam jelang libur hari Minggu. Semakin malam saya melihat semakin banyak pengunjung, Bahkan sempat saya memindai beberapa wisatawan asing ikut larut dalam kemeriahan Solo Menari.

Pada dasarnya street dance bukanlah aliran hip-hop, namun malam itu kodifikasi jalanan New York terurai di sepanjang koridor Gatsu. Saya lebay? Wkwkwk well, I wish you were there with me. 

Beragam olah tubuh seperti gerakan kaki, freeze, hingga headspin dari kru b-boying menjadi pembuka Urban Street Dance di sepanjang malam Gatsu.

Kota Solo masih memanjakan masyarakat dengan tarian. Pementasan tarian di arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) mengalun mesra. Hingga waktu menutup genap 06.00 WIB gema gerak tari usai meluruh kota Surakarta.

Seni tari menjelma dalam tugasnya memenuhi kebutuhan spiritualitas manusia. Sebagai representasi kecerdasan emosi para pelaku seni tari telah meleburkan pengalaman-pengalaman abstrak ke dalam pengalaman-pengalaman berbasis tubuh.

Lantas, bagaimana pengalaman pribadi para penari dapat dipahamkan kepada para penikmat tari? Bagaimana mekanisme saraf sensorik dalam otak dapat menangkap tarian, bahkan melebur di dalam tarian tersebut? Ahay. Sampai jumpa di artikel saya selanjutnya. 

Selamat Hari Tari Sedunia!

Salam dari Solo, The Spirit of Java

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun