Sebenarnya bisa saja kita menggunakan kamus bahasa Indonesia. Itupun bila kita sedang tidak enggan menelusurinya. Namun, ada perbedaan yang cukup signifikan antara gender dengan jenis kelamin.
Gender merupakan identitas diri seseorang yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman dalam proses tumbuh kembangnya di lingkungan sosial tempat ia bertumbuh.
Sedangkan jenis kelamin merupakan segala tampakan fisik secara biologis pada diri seseorang semenjak ia terlahir.
Tahukah Anda bila pemahaman perbedaan gender dimulai pada saat anak berusia 3 tahun?
Ya, izinkan saya menceritakan pengalaman seorang teman dalam mengasuh dua orang anaknya. Pasutri ini bersama-sama berkomitmen mengasuh putra putrinya tanpa adanya keterikatan ekspektasi gender tradisional.
Oleh orang tuanya, sang anak lelaki diberikan mainan boneka sedangkan kepada anak perempuan diberikan mainan mobil-mobilan.Â
Seiring berjalannya waktu, sang putra menggunakan boneka tersebut layaknya palu, ia memukul-mukul benda-benda di sekitarnya mengunakan boneka tersebut. Sedang si anak perempuan menggunakan mobil-mobilannya seolah mobil-mobilan tersebut saling berbincang satu dengan yang lain.
Terkesan lucu,bukan? Bagi orang tuanya, ini merupakan sebuah kekalahan besar, Saudara. Hehehe....
Kemunculan preferensi terhadap mainan adalah tahap awal dari perkembangan identitas gender. Preferensi mainan yang dipengaruhi oleh gender terlihat di beberapa budaya. Bahkan dimulai pada saat anak berusia 1 tahun.
You know what? Pada rentang spektrum yang umum, rerata pada usia 2,5 hingga 3 tahun anak-anak mulai memilih mainan mana yang mereka sukai.Â
Sebenarnya  anak-anak pada titik ini memiliki kecenderungan lebih kecil untuk memilih mainan "yang salah" bila dibandingkan dengan yang belum menginjak usia tersebut.Â
Tentu saja, beberapa ahli neurologi menyatakan bahwa preferensi terhadap mainan hampir pasti memiliki dasar bawaan (meskipun preferensi tersebut juga dipengaruhi oleh kebudayaan).