Trauma bukan hanya berbicara mengenai bekas luka kasat mata. Bekas luka ini yang ada dalam setiap ingatan.Â
Pengalaman tidak nyaman akan tersimpan di kedalaman memori. Memori bukan berdiam dalam satu area tertentu saja. Memori menyebar di berbagai area otak.Â
Memori tersimpan dalam hubungan antar sel syaraf. Sementara, neurotransmiter bertugas untuk menjadi perantara antar sel syaraf tersebut.
Maka jangan heran bila satu kejadian kecil yang tidak disengaja atau bau tertentu mampu memantik trauma seseorang.
#3 Salah satu bagian lain dalam otak kita yang tugasnya membantu kita mempersepsikan waktu, baik masa lalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang mengalami gangguan. Sehingga bilamana sebuah kejadian --sekecil apa pun itu-- memantik trauma, maka seseorang tersebut tidak dapat membedakan waktu. Apakah itu kejadian masa lalu atau sekarang.
Semua ingatan bukan dipersepsikan sebagai kejadian masa lalu. Tapi rasa sakit tersebut dipersepsikan sebagai kejadian sekarang. Saat ini.
Ingatan tentang emosi merupakan sebuah memori yang tidak mudah hilang. Terlebih tentang pengalaman yang membuat kita tidak nyaman.Â
Bukan perkara maaf memaafkan. Mungkin memang maaf itu telah hadir. Tapi emosi kecewa, perasaan sakit itu masih ada. Dan semua itu nyata.
Why?
Pada dasarnya, otak dirancang sedemikian rupa untuk bekerja supaya tubuh dapat terus bertahan hidup.Â
Saat otak kita dalam keadaan alert, adalah sebuah mekanisme otak untuk berjaga-jaga terhadap bahaya yang sekiranya dianggap sebagai ancaman. Ini bagus. Bahkan mekanisme tersebut pada masa hunter-gatherer digunakan sebagai "senjata" untuk mempertahankan diri.