Halo, Parents bertemu saya lagi!
Bagaimana kabarnya? Masih berkutat dengan hebohnya anak-anak? Atau usilnya sang kakak pada adik? Masih diributkan dengan segala urusan sekolah, test dan "bla bla bla soal si kecil" yang lain?
Hmm, saya sungguh salut kepada Anda semua yang terus-menerus berjuang mendampingi tumbuh kembang anak-anak kita.
Let's talk about nurturing. Yaps, saya mohon izin kali ini saya menggunakan istilah nurture.Â
Kenapa? Saya lebih sepakat dengan pemahaman bahwa pengasuhan bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua si anak. Pengasuhan merupakan tanggung jawab kita bersama.Â
Bukankah kita adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok? Kita saling bergantung antara satu dengan yang lain, bukan?
Dalam hal makan mie instan, misalnya. Saya masih butuh toko kelontong sebelah sebagai distributor mie instan. Â Terlebih soal mengasuh anak. Sudah barang tentu kita membutuhkan orang lain dan seluruh komunitas dalam lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
Wokay, tanpa basa basi markinjut, mari kita lanjuuut.
So, nurturing atau pengasuhan bukan hanya dimulai pada saat bayi lahir. Dalam pemaknaan yang lebih luas, beberapa ahli pediatrik meyakini bahwa proses pengasuhan anak dimulai dari sejak janin masih dalam kandungan sang ibu.
Perilaku dan kecerdasan seseorang didapat melalui proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Baik selagi bayi berada di dalam maupun di luar kandungan.