Sebuah studi di Amerika yang tertulis pada Jurnal Science berjudul Sleep Learning of Dreams: Off-line Memory Reprocessing (2001) menunjukkan bahwa mimpi melibatkan otak emosi (sistem limbik).
Dalam studi tersebut, dikatakan bahwa selama REM berlangsung terjadi perubahan aktivasi pada beberapa bagian otak. Pada area yang berfungsi sebagai pembuat keputusan dan working memory terjadi penurunan aktivitas. Sedangkan pada area otak emosi, khususnya pada amigdala terjadi peningkatan aktivitas.
Sehingga, pada saat REM otak berupaya menghubungkan antara emosi dengan pengalaman-pengalaman atas kejadian keseharian kita. Dan tidak usah heran bila kita terbangun dari tidur, kita tidak dapat mengingat tentang mimpi kita. Karena tujuan mimpi memang untuk menghapus memori yang membuat kita tidak nyaman bukan?
Wew, panjang yha, hehehe. Anw, siap untuk tidur nyenyak malam nanti? Monggo dipersilakan.
Salam sehat, salam sadar
Penulis
*Sumber :
Freud, Sigmund. 2015. The Interpretation of Dream Tafsir Mimpi. Yogyakarta Indoliterasi. Yogyakarta.