Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak Remaja dan Pornografi: Seberapa Jauh Kita Peduli?

9 November 2022   09:04 Diperbarui: 11 November 2022   19:01 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Biasanya, kalau sudah seperti ini saya yang harus gerak. Ponsel dia (anaknya) saya sita. Dan saya bilang supaya dia brenti main game online. Nanti nek ndak brenti ndak dapet uang saku, ndak boleh tidur pakai AC," nada jengkel terdengar dari cerita seorang ibu di sebuah antrian panjang supermarket.

"Apa dia berhenti menggunakan ponselnya dan lebih giat belajar?" tanya saya. 

"Ndak. Malah tambah bikin jengkel saya, " begitulah ibu ini melanjutkan cerita kejengkelannya. 

Keprihatinan orang tua tidak berhenti pada mandegnya motivasi belajar anak. Lebih jauh lagi banyak yang berpendapat bahwa dalam konten kekerasan dan vulgarnya gambar-gambar pada setiap karakter akan memberikan efek negatif terhadap anak. 

Hmm, sebelum kita berjibaku dengan anak-anak dan pornografi, yuk kita sama-sama belajar bagaimana seluk-beluk pornografi secara neuroanatomi.

Okay, now. Pada masa dahulu aktivitas seksual bahkan divisualisasikan dalam bentuk seni dan keyakinan. Coba kita lihat pada relief candi Sukuh.

Baca juga: Museum Seks di Beberapa Negara dan Candi Sukuh

Katakan saja memang pornografi telah hadir semenjak masa lampau. So, mengapa sampai sekarang orang tua masih aware, masih mengkhawatirkan anak-anak mereka terkontaminasi oleh konten-konten yang menampilkan visualisasi gambar-gambar porno? 

Pornografi ditilik dari lensa nurturing bukan lagi menjadi persoalan baru. Yang membuat kita cemas adalah dampak negatif yang ditimbulkan konten "miring" media sosial pada anak-anak yaitu menyoal: kecanduan. 

Manusia lebih cenderung menyukai pleasure, keseruan dan /atau kenyamanan. Aktivitas menikmati pornografi pada era kekinian telah mengalami evolusi menjadi aktivitas seks yang diterima sebagai informasi yang membuat senang. 

Ini mengapa individu mulai dari usia anak remaja hingga usia dewasa  menyukai aktivitas seks yang dicitrakan dalam beragam rupa. Baik dalam wujud visual maupun audiovisual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun