Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kebohongan Patologis: Ternyata Bohong Butuh Usaha

6 Maret 2022   19:35 Diperbarui: 3 April 2022   21:06 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beragam motivasi seseorang dalam melakukan kebohongan terkadang tak dapat terdeteksi | via unsplash.com @Afif Kusuma

Menurut sebuah studi yang saya ambil dari Journal of Intercultural of Communication Research (2016) ditemukan bahwa alasan terbesar seseorang berbohong adalah karena ingin menutupi kesalahannya (22%). Wow... Jadi ingat Adam and Eve in Eden. 

Selain itu, ada yang berbohong dengan alasan ingin menumbuhkan self impression (8%), ada pula karena alasan untuk mendapatkan manfaat dari orang lain dalam hal materi (16%) atau immateri (15%), ada pula yang berbohong hanya ingin menjadi humoris, lalu ada pula untuk kepentingan altruistik, demikian halnya seseorang melakukan kebohongan karena tidak ingin menyakiti orang lain. 

Dari semua alasan-alasan yang muncul, ada dua alasan yang menarik perhatian saya. Ada 7% dari keseluruhan 448 responden tersebut adalah mereka yang berbohong tanpa disertai alasan atau motivasi apapun. Bahkan bukan untuk keuntungan mereka sendiri. Sementara 2% diantaranya berbohong karena alasan patologis.

Apaan Sih Pathological Lying? 

Ilustrasi : kebohongan  patologis seringkali dilakukan tanpa sadar oleh pelakunya | via unsplash.com @Vitolda Klein
Ilustrasi : kebohongan  patologis seringkali dilakukan tanpa sadar oleh pelakunya | via unsplash.com @Vitolda Klein

Nah, apakah itu pathological lying? Yuk kita sediliki kulik sedikit 

Pathological lying (Kebohongan Patologis) merupakan kebohongan yang dilakukan secara kompulsif. Seringkali tanpa didasari alasan apa pun. 

Jadi begini, saudara. Aktivitas obsesif merupakan pikiran yang meskipun secara sadar kita mengerti sangat mengganggu dan tidak kita sukai, namun keberadaannya tidak mampu kita tekan, lupakan, maupun hilangkan. 

Sebagai respon dari pikiran obsesif akan timbul reaksi atau tindakan kompulsif. Yaitu tindakan secara berulang karena adanya dorongan yang sangat kuat dalam diri kita. 

Kebohongan patologik lebih dikenal sebagai pseudologia fantastica atau biasa juga disebut sebagai mythomania. 

Pada masa yang lalu kebohongan patologis ini masih dianggap sebagai gangguan mental sebagaimana tertuang dalam dalam DSM III. 

Namun dalam perkembangannya, kini kebohongan patologis bukan berdiri sebagai diagnosa gangguan kesehatan mental, baik menurut ICD X maupun DSM V. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun