Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Satu Pelukan untuk Anak: Memahami Pelukan Dalam Tumbuh Kembang Anak

24 Januari 2022   14:36 Diperbarui: 10 Mei 2022   17:28 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Next! 

Keterkaitan antara perkembangan emosi anak dengan pelukan orang juga mendapat perhatian besar. 

Ingin tahu sebabnya? 

Alangkah baiknya bila kita mengajarkan bagaimana memvalidasi emosi kepada anak-anak. Kebutuhan anak untuk meregulasi emosi sama pentingnya pada orang dewasa. Hanya saja, anak-anak belum mempunyai kemampuan untuk meregulasi emosinya.

Di sinilah peran penting kita sebagai orang dewasa, terlebih orangtua untuk membantu anak-anak meregulasi emosi mereka. 

Satu di antara sekian cara yang dapat kita lakukan adalah dengan pelukan. Yuk kita cek sebentar. 

Pada umumnya, anak-anak yang berada dalam kondisi stres akan menunjukkan gejala atau perilaku susah tidur, sulit berkonsentrasi, atau bahkan perubahan drastis pada nafsu makan. Dengan demikian, sangatlah penting bagi kita untuk peka terhadap perubahan anak. 

via unsplash @Jonathan Borba
via unsplash @Jonathan Borba

Salah satu hormon yang diproduksi oleh tubuh kita adalah hormon oksitosin. Hormon cinta ini biasanya akan keluar saat ibu menyusui, atau saat terjadi rangsangan skin to skin antara orangtua dan anak. 

Oksitosin yang diproduksi oleh salah satu bagian otak kita, hipotalamus, merupakan salah satu komponen penyusun bahagia bersama dengan dopamin dan serotonin. 

Bersamaan dengan bekerjanya si hormon cinta, hormon oksitosin ini pun menekan hormon stres, kortisol, dan hormon norepinephrine dalam tubuh anak-anak. Ini akan berdampak baik. Ada proses relive dalam diri anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun