Hal yang sama terjadi pada anak-anak. Suatu ketika ada seorang anak yang kesulitan mengerjakan tugas matematikanya, lalu tetiba ia menangis.Â
Saya terkejut, karena ia anak yang tersohor begitu bandel. Biasanya ia sangat antusias setiap kali mengerjakan tugas matematikanya.Â
Setelah saya biarkan sejenak ia menangis, lalu saya beri sedikit tepukan pelan di punggungnya. Sebentar kemudian, anak ini perlahan menyudahi isak tangisnya.Â
Sebagian dari kita mungkin tidak menyadari, bahwa pelukan yang kita berikan kepada anak sangat bermakna.Â
Meskipun saya harus mengakui, dalam budaya Asia kita masih jarang orangtua yang mau memberikan pelukan tulus pada anak-anaknya secara rutin.Â
Alih-alih memberi peluk tulus. Yang seringkali terjadi adalah maraknya kasus-kasus kekerasan terhadap anak saat proses pengasuhan.Â
Bagi anak-anak, pelukan orangtua adalah sarana komunikasi dan proses healing yang sangat efektif.Â
Komunikasi? Proses healing? Ya, bener banget.Â
Sebenarnya, sebagai bangsa berbudaya, kita sudah sepatutnya bangga pada tradisi warisan leluhur.Â
Pada budaya Jawa misalnya, saya menjumpai satu adab yang sangat saya kagumi. Setiap petang, seorang bayi yang baru lahir, harus berada dekat dengan pelukan ibu.Â