Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajar dari Abdel Achrian: Setidaknya Ada 3 Cara Longgarkan Diri dari Kecanduan

12 Januari 2022   05:05 Diperbarui: 10 Mei 2022   17:29 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tindakan kompulsif terjadi karena ada rewarding effect | via unsplash.com @becca tappert

Ada efek "menggembirakan" atau "menyenangkan" seusai melakukan aktivitas tersebut.  

Sekalipun individu berperilaku adiksi sadar akan ada konsekuensi negatif dalam keseharian, individu yang bersangkutan tetap saja melakukan aktivitas adiksi tersebut.

Ada kemungkinan seseorang dengan perilaku adiktif mencoba untuk keluar dan berhenti dari perilaku tersebut. Tetapi ia tidak mampu melakukannya. 

Kenapa? Okay, kita coba tilik yuk, apa yang terjadi pada tubuh kita, lebih tepatnya otak kita saat terjerat kecanduan? 

Di area otak tengah ada hipotalamus sebagai penghasil dopamin (hormon penyusun rasa gembira). Nah, saat dopamin dalam tubuh kita naik dengan cepat, maka secara alamiah kita akan melakukan perilaku repetitif. 

Kabar buruknya, durasi melonjaknya dopamin dalam tubuh kita sangat cepat. Sama seperti saat artikel kita didapuk gelar headline. Pasti kita akan merasa gembira; senang. Namun, perasaan senang tersebut tidak akan bertahan lama. 

Kabar baiknya, dopamin hadir untuk membuat kita merasa "enak". Meskipun, selang beberapa waktu, rasa senang tersebut semakin lama akan semakin berkurang. Nah, seperti itulah cara kerja dopamin. Sangat cepat. 

Bagi yang rentan, kondisi ini akan memicu mereka untuk terus mendapatkan sensasi rasa gembira tersebut. 

Ada beberapa alasan mengapa seseorang terjebak dalam perilaku adiksi.

beberapa menggunakan obat untuk selalu produktif | via unsplash.com @natasha dulhiier
beberapa menggunakan obat untuk selalu produktif | via unsplash.com @natasha dulhiier

Beberapa alasan tersebut antara lain:

  • Mereka yang hanya ingin merasakan kesenangan meskipun tidak sedang dalam kondisi tertekan. 
  • Mereka yang ingin merasakan kesenangan karena sedang dalam kondisi tertekan. Biasanya adiksi dilakukan sebagai pengalih rasa tidak nyaman akibat tekanan. 
  • Mereka yang ingin senantiasa produktif tanpa kenal lelah dengan menggunakan stimulan obat-obatan tertentu. 
  • Mereka yang penasaran karena adanya stigma yang menjangkiti diri mereka sendiri. Seperti halnya pengaruh dari teman sekitar untuk menggunakan zat-zat adiktif.

Trus, adakah cara bagi kita untuk melepaskan diri dari kecanduan ini? 

kecemasan seringkali dirasakan seperti memecahkan kepala | via healthline.com
kecemasan seringkali dirasakan seperti memecahkan kepala | via healthline.com

Sebenarnya, pergi berkonsultasi kepada ahli kejiwaan seperti psikolog atau psikiater akan sangat membantu. Kita dapat mengerti dengan benar apa yang sedang kita hadapi. Selanjutnya, kita akan mendapat treatment yang tepat untuk menghentikan perilaku adiksi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun