Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Elegi Puan Novia Widyasari (Sekerat Surat Buat Abang)

5 Desember 2021   12:16 Diperbarui: 5 Desember 2021   12:44 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Regulasi tanpa aksi. Regulasi mandul yang telah lama koyak oleh kelaliman legislator maupun para eksekutor lapangan yang fakir nurani.

Misogini ada di beragam ruang, Abang. Seakan setiap perempuan di negri ini harus bersimpuh dan legowo atas segala hak yang diperkosa seperti halnya para junghun ianfu.

Sudah seharusnya sebuah rumusan regulasi berjirah beton harus dibangun di atas pondasi batu karang keteguhan hati. Mengikis semua durjana licik Sengkuni yang setia mengabdi pada birahi egoisme diri.

Abang, perempuan yang telah pupus asanya itu, kini terbaring di bawah sebuah nisan usai ia meregang sakit terlalu banyak menenggak pil aborsi yang disodorkan oleh sang pacar.

"RIP Novia Widyasari"

Ketika ia melangkah menemui saudara-saudaranya, malahan ia diperolok sebagai sampah yang harus dibuang dari trah keluarga karena telah dituduh hamil di luar nikah.

Terlalu kelam nasib gadis tanpa ayah ini. Ayahnya berpulang beberapa saat sebelum ia sendiri tahu bahwa ia hamil.

Lebih parahnya, ada perempuan pula yang mencibir nyinyir nasib perempuan malang ini. Ada saja perempuan yang juga ikut membahanakan ajaran sesat bahwa benar atau salah, lelaki harus dijunjung tinggi.

Mungkinkah negri ini hampa naluri? Malam ini aku tepekur sendiri mengeja cahaya bohlam lampu belajar yang semakin temaram.

Negri asing ini menumpukkan lembar demi lembaran kejadian  asing yang harus kukunyah setiap hari sebagai pil menjelang tidur. Hanya agar besok aku bisa merasakan indahnya bangun pagi.

Apa bedanya negri asing ini dengan lelaki, pacar si gadis manis Novia? Dan kami para puan telah diperkosa hak kami saat kami diperdaya oleh pil tidur bermerk doktrinasi budaya dan adat agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun