Mungkin suicidal thought bukan satu-satunya faktor penentu seseorang melakukan percobaan atau tindakan bunuh diri. Namun menurut sebuah studi di Amerika Serikat dijumpai bahwa suicidal thought menduduki posisi tertinggi pemicu tindakan bunuh diri.Â
Tentu saja, ada beragam faktor lainnya yang memicu seseorang melakukan bunuh diri. Seperti faktor genetis, banyaknya konsumsi informasi media massa tentang kasus bunuh diri, atau seseorang yang sedang mengalami gejala gangguan kejiwaan. Faktor lainnya juga mungkin terjadi pada seorang yang sedang menderita sakit fisik yang cukup berat.Â
Kay, mungkin memang bukan perkara mudah untuk mengenali tanda-tanda yang diberikan oleh mereka yang mengalami suicidal thought. Biasanya bila itu adalah orang-orang yang dekat dengan kita, maka akan terasa dari perubahan sikap mereka.
Dari studi yang dilakukan oleh WHO beberapa waktu yang lalu menyatakan bahwa dari sebuah kasus bunuh diri, minimal telah dilakukan 20 kali percobaan bunuh diri.
Artinya, sangat penting bagi kita untuk menjadi support system bagi mereka yang sering dibayangi suicidal thought. Paling tidak kita mampu memberikan pertolongan pada mereka sejak dini.
Meski demikian, bukan hal yang gampang untuk menemani mereka yang sedang mengalami suicidal thought. Karena itulah, ada beberapa hal yang perlu kita mengerti bila berhadapan dengan seseorang yang mengalami suicidal thought.
Pemikiran yang pertama kali muncul dalam diri seseorang adalah pikiran pasif, yang kemudian akan berkembang menjadi pemikiran aktif. Misalnya:
'kalo besok pagi bisa dihapus sepertinya indah ya' (pasif)Â
'saya ingin menghilang, pengen mati' (aktif)Â
Nah, sekarang ada 3 hal yang menurut saya penting untuk kita perhatikan bersama.Â
1. Purpose of suicide, tujuan dari bunuh diri.Â