...pada tingkat usia remaja, perbincangan bukan lagi sebuah perintah melainkan sebuah diskusi cantik bersama mereka..Â
Hai, Parents....Â
Sesuai janji saya di artikel yang lalu, hari ini akan saya suguhkan kembali dunia remaja dengan menu yang lebih menarik.Â
Mari letakkan dulu segala sesuatu yang ribet. Kita akan membahas tentang pertanyaan usang namun masih menjadi tema panas dalam parenting dan edukasi anak usia pubertas.Â
Hmmm, Anda tertarik? Hayuk merapat, di sini masih banyak tempat. Bila saja Anda sempat.Â
Berhubung dengan masa perkembangan kognitif anak remaja, kematangan organ seksual, maka hormon-hormon tertentu akan berpengaruh pada remaja pun akan meningkat.
Berbenturan dengan masa pandemi di mana hampir semua anak menjalankan aktivitas belajar baik secara formal maupun non formal secara daring, maka frekuensi anak bersentuhan dengan gadget -- izinkan saya menggunakan istilah ini -- akan lebih sering.Â
Banyak dari orang tua mulai mengeluh anaknya yang lebih banyak menggunakan gadget, baik itu PC maupun HP untuk bermain game secara online.Â
"Ya, abis belajar online sekolah, saya lihat seringnya anak-anak ya main itu, Miss... game online."
Kesah seperti itu sudah kerap kali mampir di telinga saya. Namun, ada pula keresahan lain yang mungkin membelenggu orang tua terutama yang mempunyai anak usia remaja.Â
Maraknya situs-situs kencan online kerap kali menjadi incaran anak-anak remaja usia pubertas. Mudahnya akses perkenalan dalam jaringan internet dari beragam aplikasi membuat mereka semakin gemar menjelajah rimba maya.Â
Lahan jawaban guna menerangi setiap tanya yang hadir dalam benak mereka sepertinya terpenuhi sudah.Â
Manfaat dan Dampak Penggunaan Gadget di Masa Pubertas
Manfaat? Waaah.... Masa' ada sii manfaatnya? Udah jelas bikin rusak generasi kok dibilang ada manfaatnya?Â
Oh, tunggu dulu, saudara. Mari kita mencoba melihat dari sisi yang berbeda.Â
Menukil dari situs verywellfamily kencan online ternyata memberikan keuntungan tersendiri bagi sorang remaja yang selalu merasa minder.Â
Komunitas yang dilakukan secara daring ternyata mampu membuat anak-anak yang pemalu dan pendiam, maupun anak-anak remaja yang susah untuk berinteraksi dengan orang lain, akan merasa lebih percaya diri dengan melakukan percakapan bersama lawan jenis.Â
Bagi anak remaja yang merasa tertekan dengan lingkungan pribadinya, maka dalam dunia maya ini mereka serasa mampu mengekspresikan dirinya sendiri tanpa harus bertemu langsung dengan lawan bicaranya.Â
Bahkan beberapa anak remaja menggunakan situs kencan online hanya untuk bersenang-senang saja. Sekadar iseng menjadi alasan valid untuk ikut terlibat dalam percakapan kencan online.Â
Beberapa ahli mengatakan, supaya tidak terjebak dalam pergaulan bebas melalui situs ini, maka pantauan khusus dari orang tua sangatlah diperlukan.Â
Akan tetapi, yang jamak terjadi adalah komunikasi antara anak remaja dengan orang tua tentang kencan online ini menjadi tidak terbuka. Anak tidak akan mengatakan yang sebenarnya, seperti apakah romansa percakapan dalam kencan online-nya tersebut.Â
Inilah yang membuat kejahatan melalui dunia maya menjadi momok bagi orang tua. Dunia maya dan rendahnya self-fficacy anak remaja menjadi lahan gembur bagi para predator anak.Â
Kemudahan dan pengalaman baik memang banyak kita dapatkan melalui produk teknologi yang satu ini.Â
Bahkan bagi sebagian orang tua, gadget dalam rupa laptop, komputer, tablet, maupun HP bahkan seringkali menjadi pilihan instan orang tua zaman kiwari untuk membantu meringankan tugasnya dalam mengasuh anak.Â
Ditambah lagi dengan tuntutan masa pandemi, di mana hampir semua aktivitas digiring melalui gadget. Wah.... Lengkap sudah semua. Anak-anak dengan leluasa belajar mendapatkan jati dirinya lewat sebuah mesin dengan suguhan maya.Â
Dalam Journal of Health Studies mengungkap bahaya penggunaan HP, komputer, laptop, maupun tablet, akan mengganggu hormon melatonin sehingga membuat sulit untuk tidur.Â
Sebuah riset yang dilakukan di Mayo Clinic, Arizona menganjurkan alangkah baiknya bila kita menurunkan kadar cahaya di ponsel lebih rendah sehingga tidak mengganggu kala malam hari.
Upaya Melindungi Anak dari Penggunaan Gadget Berlebih
Melihat dampak negatif yang ternyata jauh lebih dominan, maka memang orang tua harus memantau penggunaan gadget ini. Sehingga mendatangkan manfaat baik bagi pertumbuhan anak.Â
Pertanyaannya, bagaimana memantau penggunaan gadget pada anak remaja?Â
Kay, berikut beberapa saran yang coba saya kumpulkan dari beragam upaya orang tua yang telah begitu dalam peduli bagi pertumbuhan anak-anak remaja.Â
Satu, bicarakan secara terbuka kepada anak.Â
Mungkin kita bisa meminta mereka untuk mengikuti akun Instagram kita kemudian kita pun mengikuti balik mereka, sehingga setiap postingan atau akun yang mereka ikuti dapat kita pantau.Â
Atau kita pun bisa membincangkan bersama anak tentang kemajuan teknologi, aplikasi yang sedang tren, game, podcast, atau filter yang seru untuk mereka.Â
Dua, bicarakan tentang kesepakatan.Â
Sebuah kesepakatan akan membuat semua menjadi jelas.Â
Kita bisa membicarakan tentang peraturan, batasan, atau tempat menyimpan gadget anak. Atau aplikasi maupun konten apa saja yang akan mereka unduh.Â
Ingat, ini harus disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak kita. Mungkin dalam keluarga kita mempunyai lebih dari satu anak. Pastikan kita harus mengerti dan memahami apa saja yang jadi kebutuhan tiap-tiap anak. Usahakan untuk tidak pukul rata memberi peraturan yang sama untuk mereka.Â
Tiga, bicarakan hal-hal yang positif, yang baik bagi mereka.Â
Membicarakan konten bersama anak-anak pun bisa menjadi hal seru bagi kita, lho, Ayah, Bunda. Ada begitu banyak kesempatan bagi kita untuk menambah wawasan melalui konten-konten kesukaan anak-anak kita.Â
Barangkali kita juga bisa meluangkan waktu untuk bersama anak menonton film atau konten yang mereka sukai.Â
Empat, menjadi teladan yang dapat dicontoh anak-anak.Â
Ini mungkin akan sedikit mengurangi kebebasan kita dalam menggunakan gadget, Ayah, Bunda.Â
Namun, bukan berarti bila kita meminta anak-anak untuk tidak menggunakan ponsel saat makan bersama, tetapi kita sendiri sibuk menggunakan ponsel dengan alasan sedang sibuk dengan klien.Â
Waduh... Bisa jadi anak-anak akan menganggap kita tidak konsisten dengan peraturan yang kita buat sendiri. Walhasil... jenk jenk jenk.... mereka pasti akan memberontak.Â
Nah, demikianlah, empat dari sekian banyak usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk memberi batasan tanpa mengurangi kebutuhan mereka.Â
Satu hal yang ingin saya sampaikan, pada tingkat usia remaja, perbincangan bukan lagi sebuah perintah melainkan sebuah diskusi cantik berasama mereka. Dan komunikasi akan berjalan lancar bila terbangun dari sejak awal.Â
Connection before correction.Â
Mari bangun generasi muda yang tangkas, kreatif, dan bijak. Untuk masa depan mereka, ujung tombak yang akan membawa bangsa ini menjadi jauh lebih baik.Â
Salam Merdeka!!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H