Akan tetapi, yang jamak terjadi adalah komunikasi antara anak remaja dengan orang tua tentang kencan online ini menjadi tidak terbuka. Anak tidak akan mengatakan yang sebenarnya, seperti apakah romansa percakapan dalam kencan online-nya tersebut.Â
Inilah yang membuat kejahatan melalui dunia maya menjadi momok bagi orang tua. Dunia maya dan rendahnya self-fficacy anak remaja menjadi lahan gembur bagi para predator anak.Â
Kemudahan dan pengalaman baik memang banyak kita dapatkan melalui produk teknologi yang satu ini.Â
Bahkan bagi sebagian orang tua, gadget dalam rupa laptop, komputer, tablet, maupun HP bahkan seringkali menjadi pilihan instan orang tua zaman kiwari untuk membantu meringankan tugasnya dalam mengasuh anak.Â
Ditambah lagi dengan tuntutan masa pandemi, di mana hampir semua aktivitas digiring melalui gadget. Wah.... Lengkap sudah semua. Anak-anak dengan leluasa belajar mendapatkan jati dirinya lewat sebuah mesin dengan suguhan maya.Â
Dalam Journal of Health Studies mengungkap bahaya penggunaan HP, komputer, laptop, maupun tablet, akan mengganggu hormon melatonin sehingga membuat sulit untuk tidur.Â
Sebuah riset yang dilakukan di Mayo Clinic, Arizona menganjurkan alangkah baiknya bila kita menurunkan kadar cahaya di ponsel lebih rendah sehingga tidak mengganggu kala malam hari.
Upaya Melindungi Anak dari Penggunaan Gadget Berlebih
Melihat dampak negatif yang ternyata jauh lebih dominan, maka memang orang tua harus memantau penggunaan gadget ini. Sehingga mendatangkan manfaat baik bagi pertumbuhan anak.Â
Pertanyaannya, bagaimana memantau penggunaan gadget pada anak remaja?Â
Kay, berikut beberapa saran yang coba saya kumpulkan dari beragam upaya orang tua yang telah begitu dalam peduli bagi pertumbuhan anak-anak remaja.Â
Satu, bicarakan secara terbuka kepada anak.Â
Mungkin kita bisa meminta mereka untuk mengikuti akun Instagram kita kemudian kita pun mengikuti balik mereka, sehingga setiap postingan atau akun yang mereka ikuti dapat kita pantau.Â