Tapi, apakah Mas Gibran di Solo juga harus menang atas kotak kosong? Lhak yha, agar memanusiawikan kontestasi politik, maka kotak kosong harus diganti dengan lawan tanding meski terkesan ala kadarnya. Biar kelihatan gayeng, bukan terkesan layaknya aklamasi. Topik inilah yang menghiasi Pilkada Solo rasa pandemi.
Saat tulisan ini dibuat, pasangan Bajo hanya meraih 12,8% sangat jauh berbeda dengan raihan Gibran-Teguh 87,2% versi quick count Charta Politika, Rabu 9/12/2020 pukul 15:39 WIB.
Sedangkan hasil hitung real count dari KPU mmenyatakan paslon Gibran-Teguh mendulang 86,3% sedang paslon Bajo hanya mendapat 13,7% suara dari total suara yang masuk sebesar 107.161 suara.
Bersyukur, untuk Pilkada kali ini Solo kondusif, keamanan anteng. Semua terkendali. Hanya Covid-19 yang tidak mampu kami kendalikan penyebarannya.
Pilkada Solo dengan berbagai temuan kasus ganjil telah usai. Bahkan kami rakyat kecil pun tidak banyak menuntut aksi tegas anggota Badan Pengawas Pemilu di Kota Solo sebagai follow up atas laporan-laporan yang telah sampai di meja kerja beliau.
Berharap Mas Gibran yang lulusan Singapore itu mampu mengatasi segala polemik yang muncul, dengan tindakan yang lebih konkrit dari segala promosi yang ia beberkan saat debat Pilkada bulan November kemarin.Â
Berharap Mas Teguh yang telah malang melintang di dunia politik, menjadi anggota DPRD Kota Solo sejak tahun 2009 mampu bekerja dengan solid bagi mentasnya Kota Solo dari keterpurukaannya di masa pandemi ini.
Berharap pula, jangan sampai Pilkada ini menjadi klaster Covid-19 yang baru. Rumah sakit Solo sudah mulai penuh dengan pasien penderita covid-19. Benteng Vastenberg disiagakan bagi para pendatang dari luar kota Solo. Sedangkan asrama haji Donuhudan di Kabupaten Boyolali dipersiapkan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Kami sudah pasrah, siapa pun yang menjadi pemimpin kami. Jari kelingking sudah kami biarkan ditetesi tinta ungu. Bahkan saudara kami yang sakit pun dengan suka dan rela telah memberikan suaranya.Â
Bila empedu itu kembali menjadi makanan wong cilik, maka biarkan wong cilik seperti kami berani berharap, agar masa karantina atas kota Solo segera usai. Tingginya jumlah temuan kasus Covid-19 baru segera melandai lantas berlalu. Pak Rudy segera selesaikan masa karantina mandiri beliau di Lojigandrung, segera pulih kesehatannya, dan kembali beraktivitas.
*Sumber :Â