Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hallowen di Masa Pandemi: Sebuah Budaya Horor atau Berfalsafah?

31 Oktober 2020   19:07 Diperbarui: 1 November 2020   03:55 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Labu sebagai salah satu aksesoris dalam perayaan Halloween | via pixabay.com

Hai, Kawans. Pa kabar? Tetiba tahun 2020 tinggal 3 bulan lagi nih. Di ujung bulan Oktober  ini ada satu topik menarik untuk diklik. 

Ga usah pake lama, udah siap nih nobar ma temen? Cari film misteri terhoror, siapin camilan, and jangan lupa, mending di rumah ajha dah.

Tunggu,...

Sebenarnya apa sih hallowen itu? 

Kebanyakan dari kita mungkin hanya mengetahui, Hallowen adalah sebuah perayaan dengan segala piranti berbau gotic, berkaitan dengan penyihir, hantu, dengan aksesoris permainan trick or treat, permen, beserta labu yang diletakkan di depan rumah, dandanan fashion yang menyeramkan, de el el.

Tapi, apa yang sebenarnya "terjadi" dengan hallowen? 

Yuks tanpa berlama markica...mari kita baca.

Tradisi Hallowen yang seringkali disebut-sebut sebagai sebuah budaya dari dunia barat memang tidak sepenuhnya salah. Ya, karena selama beberapa dekade ini perkembangan perayaan Hari Kematian Semua Orang Kudus yang oleh beberapa aliran kepercayaan ini banyak didapati di negara-negara benua Eropa, Amerika, maupun Australia.

Berbagai macam mitos mengenai Halloween berkembang sedemikian rupa seiring dengan keinginan manusia untuk mendapatkan informasi mengenai segala pertanyaan yang timbul di area spiritualitas, terutama tentang kematian. 

Pada dasarnya, kebudayaan yang merupakan asimilasi dari berbagai budaya dan kepercayaan ini bukan hanya mengulik tentang betapa menyeramkannya mayat yang bangkit dari kubur, atau the arrise of zombies, atau keluarbiasaan magic yang oleh beberapa sekte disebut sebagai the power of witches. 

Sebagai kebudayaan dari embrio spiritual, Halloween diyakini muncul dari kepercayaan Kristen Barat. But the thing is, which one of the Christian? 

Seperti dalam berbagai keyakinan di belahan bumi ini, Kristen di dunia Barat pun terdiri dari begitu banyak aliran. Bila dikatakan budaya ini datang dari Kristiani Barat, lalu mengapa kaum Kristen Konservatif menganggap bahwa perayaan Halloween ini merupakan sebuah "satanic worshipping"?

Nah, sebagai seorang penganut Kristiani, saya sendiri tidak merayakan Hallowen. Namun, saya lebih tertarik untuk belajar berbagai budaya di segala penjuru dunia. It's a uniqe matter for me.

Markinjut....mari kita lanjuuuut...

Populernya komunitas pagan di Amerika Serikat sangat mendukung tumbuh kembang perayaan Halloween.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Helen A. Berger dari Universitas Brandeis, terungkap bahwa penganut paganisme di Amerika Serikat mencapai 1-2 juta orang, melebihi penganut sekte Presbitarian, satu sekte Protestan tradisional.  

Kepercayaan Wicca, misalnya. Lahir di Inggris sekitar tahun 1950-an, kemudian masuk sebagai bagian dari pergerakan feminisme, dan pecinta lingkungan hidup di Amerika. Demikian dikutip dari laman theconversation.com (28/10/2020).

Kembali lagi, melalui riset yang dilakukan oleh Helen Berger, pada tahun 1993-1995, ternyata hanya terdapat kurang lebih 50% penganut pagan yang melakukan ritualnya secara individu di luar kelompok atau komunitasnya.

Halloween identik dengan fashion ala gotic?

Yups. Halloween sebagai sebuah hari pengingat tentang arti penting kematian, dalam euforianya, selalu identik dengan anak-anak kecil yang secara sengaja berdandan dan berpakaian layaknya zombie, malaikat, peri, atau tokoh-tokoh imajinasi mereka.

But why do they do that? 

Dalam perayaan Halloween anak-anak diberi kebebasan untuk berpakaian sesuai dengan keinginan mereka. Anak-anak diberi kesempatan untuk memilih akan menjadi seperti apa mereka, tentunya sesuai imajinasi mereka masing-masing.

Ini mengapa cnn.com (28/10/2020) menyebutkan bahwa ada sekitar 41% orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka kecewa dengan ditiadakannya keseruan-keseruan acara Hallowen di saat pandemi sedang berlangsung.

Banyak orang tua yang kemudian mengakali perayaan trick or treat ini dengan mencari permen yang disembunyikan di dalam rumah. Well, who's the one who tricky now? :v

Berbagai Sumber Asal Mula dan Makna Halloween

Seperti telah disebut di atas, bahwa Halloween ini merupakan sebuah wujud dari asimilasi beberapa kebudayaan, maka belum ada sumber yang pasti, yang dapat dijadikan sebagai rujukan utama asal mula Halloween.

Lil bit absurd, siiih ...

Namun demikian, ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa Halloween merupakan budaya yang berakar dari sebuah kebudayaan Celtic, Irlandia Kuno. Di mana setiap tanggal 1  November merupakan tahun baru dalam sistem kalender mereka.

Sedangkan pada tanggal 31 Oktober diperingati sebagai hari pembatas antara dunia orang mati dengan orang yang masih hidup. Tradisi ini selanjutnya disebut sebagai Samhain.

Pernah mendengar legenda Jack O Lantern? Ya. Legenda Irlandia tentang seorang petani malas namun cerdas bernama Jack. Dengan akal kelicikannya, ia berhasil mengakali iblis yang akan mengambil nyawanya.

Setelah hidup beberapa waktu lamanya,maka saat kematiannya pun benar-benar tiba. Jack mati dalam kondisi berdosa, tragisnya, ia tidak dapat masuk ke surga, but in the other hand, karena perjanjiannya dengan iblis, dia pun tidak dapat pergi ke neraka. 

In the end, roh Jack masih melayang-layang sambil membawa lentera dari labu, mencari "tempat" yang dapat disinggahinya untuk beristirahat.

Next...

Di Amerika Utara, tepatnya di Mexico, ada sebuah tradisi dalam budaya mereka, pun merayakan sebuah Hari Kematian, atau Day of The Dead (Dia de Los Muertos), di mana para peziarah meninggalkan sebuah pemberian di atas nisan kerabat yang meninggal.

Sedangkan para pengikut wiccan menyatakan bahwa Halloween sebenarnya adalah sebuah perayaan sebagai salah satu cara untuk mengingat betapa kematian hanyalah sebuah siklus dari kehidupan. Siklus yang tidak dapat dihindari, dan merupakan sebuah awal lahirnya kehidupan yang baru. 

Perayaan Halloween di Masa Pandemi Covid-19

Banyak ahli kesehatan menyarankan perayaan Hari kematian semua orang kudus, yang biasanya melibatkan aktivitas anak-anak kecil, kini diganti dengan permainan yang dapat dilakukan di dalam rumah saja. Demikianlah disarankan oleh Dr. Craig Garfield seorang profesor ahli pediatrik dan ilmu sosial media Northwestern's Feinberg.

Perayaan Halloween yang selalu identik dengan festival dan dihiasi dengan berkumpulnya keluarga serta kerabat, kini harus diurungkan. 

Hanya satu dari empat keluarga di Amerika yang akan tetap mengadakan acara trick or treating dengan membagikan permen di luar rumah mereka. Angka ini turun 33% dari tahun kemarin. Begitulah seperti yang disebut dalam cnn.com (28/10/2020).

Bahkan di Salem, Massachusetts, titik episentrum yang dianggap sebagai tempat perkumpulan para penyihir jahat di tahun 1962 pun pada masa Pandemi ini meniadakan acara trick or treat.

Nah, gimana nih pekan Halloween kalean? Nonbar ma temen? Bole, bole,...cuman, jangan ampe lupa, biarpun nonton film horor, pikiran jangan sampe horor juga yha ....xixixi

Oh yha, one thing,

"Halloween, like so many other cultural festivals, reflects a complex set of traditions and beliefs. Rather than doing harm, perhaps dressing up like a ghost, zombie, devil, angel or some other undead being is actually a way to celebrate life." (Robyn J. Withaker-University of Divinity)

So, what do you think?

Salam horor....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun