Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hallowen di Masa Pandemi: Sebuah Budaya Horor atau Berfalsafah?

31 Oktober 2020   19:07 Diperbarui: 1 November 2020   03:55 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, sebagai seorang penganut Kristiani, saya sendiri tidak merayakan Hallowen. Namun, saya lebih tertarik untuk belajar berbagai budaya di segala penjuru dunia. It's a uniqe matter for me.

Markinjut....mari kita lanjuuuut...

Populernya komunitas pagan di Amerika Serikat sangat mendukung tumbuh kembang perayaan Halloween.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Helen A. Berger dari Universitas Brandeis, terungkap bahwa penganut paganisme di Amerika Serikat mencapai 1-2 juta orang, melebihi penganut sekte Presbitarian, satu sekte Protestan tradisional.  

Kepercayaan Wicca, misalnya. Lahir di Inggris sekitar tahun 1950-an, kemudian masuk sebagai bagian dari pergerakan feminisme, dan pecinta lingkungan hidup di Amerika. Demikian dikutip dari laman theconversation.com (28/10/2020).

Kembali lagi, melalui riset yang dilakukan oleh Helen Berger, pada tahun 1993-1995, ternyata hanya terdapat kurang lebih 50% penganut pagan yang melakukan ritualnya secara individu di luar kelompok atau komunitasnya.

Halloween identik dengan fashion ala gotic?

Yups. Halloween sebagai sebuah hari pengingat tentang arti penting kematian, dalam euforianya, selalu identik dengan anak-anak kecil yang secara sengaja berdandan dan berpakaian layaknya zombie, malaikat, peri, atau tokoh-tokoh imajinasi mereka.

But why do they do that? 

Dalam perayaan Halloween anak-anak diberi kebebasan untuk berpakaian sesuai dengan keinginan mereka. Anak-anak diberi kesempatan untuk memilih akan menjadi seperti apa mereka, tentunya sesuai imajinasi mereka masing-masing.

Ini mengapa cnn.com (28/10/2020) menyebutkan bahwa ada sekitar 41% orang tua mengatakan bahwa anak-anak mereka kecewa dengan ditiadakannya keseruan-keseruan acara Hallowen di saat pandemi sedang berlangsung.

Banyak orang tua yang kemudian mengakali perayaan trick or treat ini dengan mencari permen yang disembunyikan di dalam rumah. Well, who's the one who tricky now? :v

Berbagai Sumber Asal Mula dan Makna Halloween

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun