"hei, mengapa adek nilainya ga sebagus kakak?"
"ayolah, memangnya ga ada baju lain yang lebih menarik selain baju itu?"
"lihat foto ini, anakku yang cowok aku pake'in baju cewek. Lucu, yha?"
"hhhh!! cuman kek gitu ajha nangis. Dasar cengeng"
Bagaimana? Pernahkah kita menjumpai mereka yang di sekitar kita mengatakan atau melakukan hal yang sama?Â
Mungkin bagi kita orang dewasa hal yang seperti itu hanyalah sebuah banyolan yang menghibur kita. Mungkin terbersit dalam benak kita, well... itu hal yang biasa. Hmm, sungguh ironis benar-benar menggambarkan betapa dewasanya kita.
Sobat, mungkin kita lupa satu hal.
Untuk menyakiti tubuh, kita butuh energi lebih. Untuk menyakiti jiwa, kita hanya butuh memperkatakan kata-kata yang menusuk perasaan.
Verbal abuse terkadang tanpa disadari telah kita anggap sebagai hal yang biasa dan bukan hal yang absurd kita pantaskan pada anak kita. Mashaaak? Well...take a look around us. Atau, kita beranggapan itu sebagai salah satu cara mendidik anak-anak kita.
Dengan dalih untuk menggembleng mental anak-anak terkadang verbal abuse biasa kita terapkan pada anak-anak. Sungguh ironis !!!
Seberapa jauh verbal abuse ini berpengaruh pada anak-anak? Let's check it out...