Kuusap pelan wajahku. Tersadar mungkin itu ulah jahil Josh. Mungkin itu hanya gambar yang ia ambil dari internet. Tapi, Josh bukan orang seperti itu. Sebengis-bengisnya atasan, ia bukan tipe orang yang senang iseng.
Pula, dari mana ia mendapatkan sinyal internet? Kudengar sepanjang perjalanan kami, lelaki berkulit kuning itu terus-menerus mengumpat karena sinyal tak segera ia dapat.
"Kamu temukan mayatnya? Di mana?"
"Gudang !!" katanya tegas namun lirih hampir tak terdengar. Matanya melotot hampir keluar.
"Lalu? Apa yang kau pikirkan?"
"Entahlah aku tak mau ikut terlibat,"
"Penakut," seringaiku. "Hei, di luar hujan, Tuan. And we're in the middle of this unkonown forests,"
"Jessie, dasar wanita sok tahu," umpat Josh seketika. Baru kali ini aku melihat kegentaran di raut wajah Josh. Agaknya ia serius saat ini.
"Hei mau ke mana?"
"Toilet. Mau ikut?"
"Bila diijinkan,"