Perbaikan fasilitas dari bus ukuran medium ini adalah tempat duduk, yang pada kondisi normal biasanya berisi 20-30 orang, mau tidak mau harus berkurang menjadi 12-15 seat saja yang boleh digunakan penumpang.
Dengan adanya penambahan armada tersebut diharapkan para penumpang belajar membiasakan diri untuk tidak uyel-uyelan, berhimpit-himpitan saat menggunakan moda Teman bus.
Nah, yang menarik dari perbaikan sarpras ini adalah adanya penambahan CCTV dan alat pendeteksi jumlah penumpang. Selain sebagai alat pengamanan, maka agar penumpang bertambah nyaman, pada setiap unit bus dipasang alat pendeteksi jumlah penumpang. Ini berkaitan dengan seruan Pemerintah untuk tetap menjaga jarak.
Ok, ok...mari kembali menyisir interior bus yang dahulu berada di bawah komando Damri. Kini dengan sistem buy the service, kami warga Solo punya angkutan umum yang nyaman digunakan semasa pandemi. Well, big apreciate for Kemenhub.
So, let us see, mulai dari tampilan luar Teman bus, Baginda. Berbagai karakter wayang seperti Puntadewa, Semar, Arjuna, Werkudara, hingga para Punakawan ikut menghiasi eksterior bus, yang pada awalnya dipenuhi dengan stiker-stiker produk-produk tertentu.
Body interior bus yang baru ini dilengkapi dengan monitor yang mengarah tepat kepada driver. Ini salah satu cara untuk memonitor kinerja dan stamina driver selama mengendarai Teman bus. Which is, selama bertugas, seorang driver tidak diperkenankan untuk minum, makan, maupun mengantuk,...
Bukan hanya kenyamanan penumpang saja yang diperhatikan. Sejauh pengamatan saya, di sebelah kanan dasboard depan dipasang sebuah layar kecil sebagai penghubung antara pihak operator Teman bus dengan driver apabila di tengah perjalanan didapati kerusakan pada mesin ataupun sarpras bus yang lain.
Hmmm, cukup nyaman.
Next... Baginda...
Untuk koridor 1 rute Bandara Adisumarmo - Terminal Palur dan koridor 2 rute Terminal Kerten-Terminal Palur, direncanakan akan beroperasi sebagai angkutan pembelah jalan protokol besar di kota Solo, seperti layaknya Jalan Slamet Riyadi, di bulan Agustus mendatang.
"Ini baru dalam perbaikan, Mbak. Rencananya nanti untuk koridor 1 dan 2 akan didisi oleh bus ukuran besar dengan posisi low deck di pintu masuk maupun depan," begitu penjelasan salah satu petugas Dishub yang enggan disebut namanya, saat saya berhenti di terminal Kartosuro.
Di tengah waktu istirahatnya, saya mencoba berleyeh-leyeh, bersambung rasa dengan beberapa driver Teman bus yang menunggu armadanya disemprot disinfektan. Sambil menunggu bus koridor 4, saya sempat berbincang dengan salah satu driver Teman bus.