Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Nyamanlah Jiwaku," Kata Horatio Spafford

13 Juni 2020   10:10 Diperbarui: 13 Juni 2020   10:13 1886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: abundant-family-living.com

"Apa yang terjadi pada kita, sayang? Apa salah kita? Mengapa Tuhan mengambil segalanya? Bukankah kita pun melayaniNya setiap waktu? Apa yang telah kita lakukan?" Horatio tak berujar apa pun. Tak ada satu pledoi pun yang mampu ia ucapkan selain belai lembut jemarinya menghapus air mata yang masih berderai di pipi lembut Anna.

***

Tahun telah berganti, musim telah bergulir tanpa henti. Bulan mencium bulan, minggu mencumbu minggu, demikan pula hari selalu berserah dilucuti waktu.

Kekelaman masih menjangkiti benak Anna. Kehilangan apa yang menjadi mimpi dan harapannya telah hilang. Namun Anna tidak juga menyerah. Semangat Horatio membenahi seluruh kenangan pahit yang kini ia tindih dengan senyum dan rasa ikhlasnya.

Secarik surat dari D.L Moody yang sibuk dengan rencana pelayanan kepada jemaat gereja di Inggris Raya membuat semangat Horatio kembali menyala. 

"Anna, lihat, aku membeli tiket kapal. Kita akan pergi ke Inggris. Mari sayangku, Kita lupakan dulu semua. Kita bantu Tuan Moody melayani umat di Inggris. Kau mau?" senyum mengembang di wajah bulat Anna mendengar suaminya dengan mata berbinar menunjukkan tiket kapal untuk seluruh keluarga.

Hari itu, Sabtu, 15 November 1873 udara dingin  menciumi New York. Kapal-kapal berjajar rapi, merapat di pelabuhan. Hawa dingin membasuh air laut yang bergelora. Pagi itu keluarga Stafford berada di salah satu sudut kapal, bersiap mengarungi samudera ke daratan Perancis, kemudian melanjutkan pelayarannya ke Inggis membantu pelayanan Moody di benua Eropa.

Horatio terlihat sibuk pagi itu, matanya menatap sayang Annie, Maggie, dan Bessie, tiga putri cantiknya. Sedang Anna sibuk mendiamkan Tanetta, si kecil Spafford yang menginjak usia 2 tahun.

"Anna sayangku, aku minta maaf, ada klien yang mendadak menghubungiku. Kau berangkatlah lebih dahulu bersama anak-anak."

"Tapi, Horatio,...."

"Tenang, aku menyusulmu nanti setelah urusanku di Chicago selesai."sahut Horatio. "Nikmati liburanmu, sayang. Aku sudah mengirim telegram untuk Tuan Moody. Dia yang akan mengurus segala keperluanmu sebelum aku tiba di sana," apa mau dikata, kata iya mengalir dari bibir Anna. Ia bukan seorang wanita yang manja. Semenjak menikah dengan Horatio, ia yang seringkali mendukung segala keputusan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun