Dari visual videoklip  ini sangat jelas digambarkan tentang toxic relationship yang terjalin antara mereka berdua.
Bahkan toxic ini telah meracuni perempuan tersebut sehingga merubah dirinya sendiri menjadi toxic (racun).
"Pushing through the countless pain
And all I know that this love's a bless and curse"
Dalam bait tersebut sangat jelas tersirat tentang bagaimana seseorang yang terjebak toxic relationship sebenarnya sangat merasa depresi sehingga merubah image, gambaran sebuah cinta dalam dirinya. Yang tadinya cinta adalah hal yang indah, lantas berubah menjadi hal yang menyakitinya.
Begitulah dalam sebuah relasi. Tak ada yang mengingini adanya racun dalam sebuah hubungan. Sebuah relasi sudah seharusnya saling membangun, bukan saling merusak hingga lebih jauh lagi saling meracuni satu dengan yang lain.Â
Entah itu oleh perlakuan kasar, maupun kata-kata distruktif yang diucapkan oleh pelaku kepada korban, sehingga korban merasa terluka, namun sekaligus merasa tergantung kepada pelaku.Â
Siklus toxic relationship yang terkesan memberi peluang kepada korban untuk merasa kasihan dan berasumsi bahwa hanya  dia sendirilah yang mampu merubah kehidupan si pasangan (pelaku, katakan saja begitu) menjadi pribadi yang lebih baik. Tentu saja ini nonsense.
Korban toxic relationship akan sadar bahwa dirinya tak lagi nyaman dengan hubungan yang mereka jalani. Namun pasangannya akan meminta maaf, kemudian muncul momen penyesalan dari si pelaku.
Hal ini menimbulkan empati atau rasa kasihan si korban toxic, sehingga ia mau kembali menjalin hubungan (racun) mereka. Kemudian muncul kembali honeymoon phase, disakiti, minta maaf, kembali ke honeymoon phase, dan begitu seterusnya.
Pada saat Sara melantunkan lirik berbahasa Jawa, dimunculkan pula dengan epic, seorang penari sedang menari kuda lumping, kemudian ada juga pemunculan seorang dalang memainkan wayang.