"Tepat sekali
"Sebuah sikap patriotik, sebuah sikap ksatria sejati, sebuah sikap loyalitas yang tinggi, sebuah sikap yang kemudian terukir dalam sejarah kita.
"Pada malam itu, Pierre dengan gagah mengaku dirinyalah Sang Jendral Abdul Haris Nasution. Sehingga malam tragis itu adalah malam terakhir bagi seorang Lettu Pierre Tendean."
"Tet...tet...tet..." suara bel tanda istirahat berbunyi mengakhiri kelas Pak Rangga hari itu.
" Class, kita tunda pemutaran videonya ya, I promise you,"Pak Rangga kembali sibuk dengan PC di atas mejanya.
Kembali keributan menghampiri IPS 1. Hingga sebuah lagu terdengar dari seluruh siswa IPS 1.
"Happy birthday Mr. Rangga, happy birthday to you....," suara seluruh siswa XII IPS 1 menggema, bergemuruh di dada seorang Rangga.
"For our beloved Mr. Rangga, let us love you in our simple way. Thank you for beeing our beloved great man. We Will keep all your words in our deepest heart and mind. Happy birthday Mr. Rangga," ujar Rafli sambil membawa kue ulang tahun kecil di tangannya.
Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Pak Rangga. Hanya raut muka haru menahan semua air mata di sela pelukannya bagi Rafli si tukang bolos.
"Thank you, kids... Thank you,"ujarnya pelanÂ
"You can keep my words, Sir,"Â sekali lagi Rafli mengucap sebuah janji. Untuk dirinya sendiri, dan untuk seseorang yang ia panggil sebagai "GURU".