Gaun yang kupakai ini, warnanya pun sama dengan yang kulihat dalam mimpiku. Biru muda dengan gradasi warna merah muda.
Langkahku menuju altar terhenti kala ada seorang lelaki yang tiba-tiba berdiri melihatku dengan terkejut. Aku melirik lelaki berbaju putih itu. Aku berusaha mengingatnya, namun aku tak mampu.
Seusai upacara pemberkatan, para tamu sebagian meninggalkan ruang gereja. Di situ hanya tinggal 5-10 orang saja. Tak kulewatkan kesempatan itu untuk mengambil gambar setiap ornamen gereja yang terlihat bergaya Eropa kuno.Â
Tapi...mengapa semua hampir sama dengan yang ada dalam mimpiku tadi? Segera kuperiksa gawaiku. Mungkin memang pernah kuambil beberapa gambar gereja itu di waktu yang lalu. Tapi hasilnya tetap nihil.
Aku berjalan cepat dan duduk di anak tangga samping gereja, yang terhubung dengan sebuah taman indah dipenuhi bunga-bunga dan beberapa pohon rindang yang menghiasinya.Â
Tak lama kemudian, duduk di sampingku, seorang lelaki berusia sekitar 5 tahun diatasku. Ya, lelaki itu tadi yang berdiri saat aku dan rombongan bridesmaids memasuki ruang gereja.
"Hai," sapanya sambil tersenyum.
Aku terkejut, kali ini aku melihatnya lagi. Persis seperti dalam mimpiku tadi.Â
Kulempar senyumku padanya, "hai,...gimana kabarnya?"tanyaku.Â
"Baik...,"jawabnya terdengar agak kaku.
Saat ini aku mulai berani menatap mata elang itu. Kekuatannya tak lagi mampu menembus bilik logikaku.Â