Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Metokan" dalam Kebersamaan dan Persatuan

6 Juni 2019   19:32 Diperbarui: 6 Juni 2019   19:38 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Poyo disela candanya menjelaskan tentang metokan. (Dok. pri)

Sederhana namun bermakna.

Ada satu hal yang unik terlihat pada saat akhir acara ini. Para warga baik pria maupun wanita, besar ataupun kecil, dewasa maupun anak-anak, semua berebut untuk berbaris melingkar untuk saling bersalam-salaman, sebagai tanda "peleburan kesalahan dan kekeliruan" yang mungkin tercipta di antara para warga dusun Merapisari.

Seusai bersalaman, ini acara yang tak kalah unik. Para warga saling berbagi dan bertukar apa pun yang dibawa oleh warga yang lainnya. 

Ada beberapa diantara mereka yang menikmatinya di Balai Dusun bersama para warga yang lain, namun ada pula yang membawanya pulang ke rumah mereka masing-masing.

para warga yang saling bertukar menu makanan dan saling berbagi. (Dok. pri)
para warga yang saling bertukar menu makanan dan saling berbagi. (Dok. pri)
Kebahagiaan inilah yang terpancar diantara mereka yang dengan ketulusan hati menerima segala perbedaan tanpa melihat apa yang menjadikan mereka masing-masing berbeda.

Menikmati keindahan di salah satu sudut dusun di negeri tercinta ini dengan santun dan kearifan lokal budaya setempat, membuat penulis pun larut dalam kebersamaan dan rasa toleransi yang tinggi kepada sesamanya. 

Lebaran tahun ini membawa momen yang indah, dimana semua diperbolehkan untuk merasakan kemenangan untuk semua.

Pukul 09:25, acara metokan sebagai lambang silaturahmi antar warga telah usai. Namun tradisi yang turun-temurun diwariskan oleh para leluhur diharapkan akan terus terjaga.

Keteladanan dari para orang tua merupakan kunci utama bagi para pendahulu, untuk terus mewariskan tradisi indah yang berbalut toleransi dan persatuan ini bagi para generasi penerus bangsa.

Hal inilah yang dipegang teguh oleh warga dusun Merapisari sehingga nilai luhur para pendahulunya tetap lestari. 

Tanpa terasa, kabut gunung Merbabu mulai turun. Sengatan Sang Surya tak lagi terasa panas. Namun rasa kebersamaan yang tercipta di Dusun Merapisari tak pernah pudar. Semakin pekat, sepekat toleransi yang tercipta diantara warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun