Tiba-tiba Fajar pergi begitu saja dari hadapan kami.
"Nana sama siapa"
"Adit lah,"
"Kenapa bukan kamu aja sekalian yang nemenin?"
"Ga ah. Aku harus nyelametin kamu dari Fajar, kan?"
"Bukannya kamu ma Nana..."
"Kami dah putus. Kemaren. Kamu sendiri kan yang anterin suratnya ke aku?"
"Hmmm, sudah kuduga,"
"Ke rumah Pak Ary, yuk. Antar flash disk ini,"
Wow... berbinar mataku demi mendengar ajakan Tyo kali ini.Â
"Ga jadi deh, ganjen gitu," Tyo kembali duduk di bangku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!