"Beeb, beep, beeb...." suara nada dering HP ku memecah lamunanku. Ada pesan singkat Tyo disana.
'tunggu aku disitu, Princes, aku sudah menemukan jawabannya'
Tak lama kemudian Tyo muncul dan dengan senyum angkuhnya, dia menjabat tangan Fajar.Â
Raut muka Fajar yang semula terlihat kikuk, berubah menjadi pucat saat Tyo memperlihatkan sebuah flash disk.
"Kamu kaget? Tenang saja, kawan. Biar aku jelaskan satu persatu. Saat kamu memberiku barang ini, aku senang, ternyata ada bukti yang kuat, yang bisa aku gunakan untuk membuktikan aksi korupsi dan suap Pak Teguh.
Tapi, bukti itu tiba-tiba hilang. Dan kau tahu, Vin, mengapa aku menuduh Fajar? Bukan menuduhnya tanpa bukti. Saat mencari flash disk itu, aku menemukan selembar kertas bergambar sketsa ini."
Ada selembar kertas bergambar sketsa seorang wanita, dan itu mirip...
"Ya, itu sketsa wajahmu, Vin. Dan aku sering melihat Fajar menggambarnya, karena dia tertarik denganmu, sahabatku. Itu mengapa aku segera membuat rencana agar kalian berdua bertemu di sini. Maaf aku membohongi kalian.
Dugaanku ternyata tepat. Flash disk ini ada di dalam tas equipment liputan. Jangan takut, Jar. Aku tak akan melibatkanmu dan tak akan kusebut namamu dalam laporan ku nanti."
"Bagaimana jika Pak Teguh nanti mengelak dari tuduhan itu? Dia pintar membuat alibi, dan bisa saja dia menyuap beberapa guru untuk..."
"Tenang, aku sudah bekerjasama dengan Pak Rangga, Bu Ratna, dan Pak Ary, mereka yang selama ini mendukungku untuk mengungkap kasus ini. Banyak uang negara yang sudah dimanfaatkan Pak Teguh untuk keperluan pribadinya. Teman-teman OSIS juga sudah gerah."