“Menurut kamu sepi gak, di rumah besar kaya rumah Sarah gitu cuma berdua sama baby sitternya? Terus, menurut kamu siapa yang lebih beruntung sudah bisa menjaga sholatnya dan hafalannya lebih jauh dibanding hartanya berlimpah. Inget loh, Allah bisa ambil semua harta hambanya hanya sekejap saja? Kamu pasti ingat, kejadian kebakaran di rumah pak Haji Mansyur? Harta bendanya habis dalam 1 hari. dan lagi kebayang gak? Bagaimana sedih anak-anaknya karena ibu mereka harus dirawat berbulan-bulan di rumah sakit?”
Penjelasan ayah langsung membuat anak-anaknya terdiam. Selama ini kadang mereka lupa, bahwa rejeki yang Allah kirimkan untuk mereka tidak hanya dalam bentuk harta benda.
“Ingat… selama kita bisa bersyukur semuanya akan terasanya lebih damai loh. Kalau kita merasa cukup, semua yang kita dapat akan terasa cukup. Tapi saat kita terus merasa kurang, apapun yang kita punya akan terasa kurang.” Tambah ayah sambil mengelus lembut puncak kepala Indy. “Sekarang masih mau bilang Allah gak adil? Kita punya segalanya loh. Mau ibadah, gak ada yang menghalangi, keluarga kita saling sayang, badan kita sehat-sehat. Anak-anak ayah dan ibunya cantik-cantik, dan bonusnya kalian dapat ayah yang ganteng kaya sultan Arab begini.” Canda ayah menutup penjelasan panjangnya.
“Iya, ayah. Maafin adek ya. Maafin adek ya Allah. Makasih udah kasih adek banyak rejeki” ucap Indy sambil menengadahkan kedua tangannya. Indy akhirnya mengerti dan tidak lagi merasa iri dengan keadaan temannya.
“Sudah… Kakak sama Indy, ikut ibu yuk sebentar.” Suara lembut ibu mengalihkan perhatian kedua kakak beradik itu. “Ibu punya sesuatu untuk kalian.”
Mereka mengikuti ibunya ke tempat kerjanya. Terlihat dua buah gamis yang dibuat dari kain sisa dari berbagai motif yang tertata indah di dua buah manekin. Ibu mereka yang berbakat berhasil menyulap kain-kain perca menjadi dua buah gamis yang tidak kalah cantik dengan yang mereka lihat di toko.
“Dan ini, kebetulan kemarin ayah dapat tip lumayan dari langganan ayah. Ayah belikan kerudung. Pas banget ternyata warnanya. Matching ya, Kak?” ucap ayah sambil menyerahkan tiga buah kerudung sewarna dengan gamis hasil buatan ibu kepada ketiga perempuan, yang merupakan rejeki terbesar dalam hidupnya.
“Aaaah… sayang ayah dan ibu banyak-banyak” kata Kak Andien yang langsung merentangkan tangannya untuk memeluk kedua orang tuanya.
“Sarangheyooooo” Indy yang sangat bahagia ikut memeluk ketiga orang tercintanya. “Makasih banyak, Ya Allah…” Bisiknya sambil tersenyum menatap ke langit-langit rumahnya.