Mohon tunggu...
Diah Budiari
Diah Budiari Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Hobi Nulis Cerpen & Novel. Suka ngelamun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Bali

23 Juli 2023   14:36 Diperbarui: 23 Juli 2023   14:40 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Gadis Bali sumber: unsplash.com/NELbali Photography

"Suksma Bli," ujarku berterimakasih menggunakan bahasa Bali yang aku sering dengar diresepsionis Villa kala mengucapkan kata terima kasih pada orang yang berjenis kelamin laki-laki.

Segelas es kelapa muda sudah berada ditanganku. Ah! Segar sekali rasanya tenggorokan dibasahi es kelapa muda ini. Rasa haus dan dahagaku pun lenyap. Es kelapa muda ini ku nikmati dipinggir jalan raya depan pasar Seni Sukawati ini.

Priiit! prit! 

Terdengar suara peluit dari arah utara jalan yang sedang mengatur arus lalu lintas. Dua pria dengan ikat kepala berwarna merah yang ku ketahui itu disebut udeng yang biasa dipakai oleh laki-laki berumat Hindu dalam upacara adat, serta juga memakai kain sebagai bawahannya. Aku sempat membaca bagian belakang tulisan kaos yang dipakainya itu bertuliskan Pecalang Desa yang notabenenya keamanan desa.

Sayup-sayup dari kejauhan aku mendengar suara alunan gambelan. Orang-orang pun berdatangan berdiri maupun duduk berjejer dipinggir jalan, orang yang ada dalam pasar seni juga ikut keluar. Kendaraan pun tak ada yang melintas lagi. Ada apa ini? Apakah ada pertunjukan seperti karnaval yang akan lewat? Benakku bertanya-tanya. Aku yang penasaran, langsung berdiri dan menengok ke arah jalanan utara. Aku menyipitkan pandangannku dari balik kacamata hitam yang ku pakai, tampak terlihat umbul-umbul, payung bali dan juga gerombolan orang yang memainkan gambelan bali berjalan beriringan. Semuanya memakai pakaian adat. Mungkin saja ini sedang ada upacara adat. Tafsirku sendiri. Lalu aku menoleh pada warga lokal yang tampak antusias menunggu disisi jalan.

"Bli, maaf mau nanya, ini lagi ada apa ya?" tanyaku akhirnya pada salah satu pria yang berada disebelahku sedang menunggu pesanan es kelapa mudanya.

"Oh ini lagi ada upacara adat, tradisi Mepeed namanya," jawab pria itu dengan logat balinya.

"Apa itu, Bli?" tanyaku lagi yang butuh penjelasan.

"Teadisi Mepeed ini itu tradisi yang bertujuan untuk mendak Tirta atau mencari air suci dibeji sungai yang ada pancoran air sucinya. Mepeed itu artinya berjalan beriiringan yang diikuti anak-anak, pemuda pemudi maupun orangtua. Tradisi ini diadakan setahun sekali setiap Odalan Pura Dalem dan Pura Desa Sukawati," jelasnya.

"Wah! Saya beruntung sekali, Bli. Bisa menyaksikan tradisi Mepeed ini," ujarku senang.

"Ah iya. Mas darimana asalnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun