Mohon tunggu...
Diah Budiari
Diah Budiari Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Hobi Nulis Cerpen & Novel. Suka ngelamun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Bali

23 Juli 2023   14:36 Diperbarui: 23 Juli 2023   14:40 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu itu tampak cekatan membuatkan pesananku. Aku pun menerima pesananku itu lalu membayarnya. Setelah itu pergi mencari tempat duduk untuk menikmati bubur bali ini. Dari aromanya saja sudah sangat enak. Aku duduk bersila diatas pasir putih menikmati sarapan bubur bali dengan view ombak pantai sanur. Sesekali pandanganku masih tetap menelusuri sekitar pantai ini mencari orang yang ingin ku temui.

Menit demi menit berlalu. Seporsi bubur, sebotol teh dalam kemasan dengan rasa buah, dan dua batang rokok sudah habiskan untuk menemani pagiku ini. Hari ini aku gagal lagi bertemu dengannya. Hilang sudah kesempatanku untuk sekadar berkenalan dengannya. Mengingat hari ini adalah hari terakhir aku berada di Bali. Aku berdecak dan bangkit dari duduk beranjak ingin balik ke Villa untuk mengemasi semua pakaian dan barang-barang. Aku melangkah gontai dengan wajah lesu. Sia-sia diriku ini kembali ke pantai ini hanya untuk gadis itu. 

Namun nyatanya dirinya tak kunjung muncul-muncul. Aku berjalan menuju parkiran sembari menggeragah kantong celana pendekku mencari-cari kunci motor. Saku kantong kanan tidak ada. Disaku kantong kiri tidak ada. Dikantong belakang juga tidak ada. Yang ada hanya dompet dan ponselku saja. Kenapa ini, kenapa kunci motorku tidak ada? Apa jangan-jangan jatuh? Ah tidak. Jangan sampai kesialan yang menimpanku bertambah. Apa mungkin jatuh diarea parkir saat aku memasukkannya kedalam kantong? Semoga saja jatuh disekitar motor dan tidak ada yang mengambilnya. Harapku lalu mempercepat langkah menuju tempat motorku terparkir.

Sampai ditempat motorku terdiam yang sedang menunggu kedatanganku, aku lantas gencar mencari kuncinya dibawah motor dan seputaran sana. Hingga tak sengaja netraku menemukannya ternyata masih nyantol ditempatnya. Aku menghembuskan napasku lega. Ternyata diriku lupa mencabutnya. Untung saja tidak ada yang meraib motor sewaannya ini. Jika tidak, bisa kena ganti rugi diriku ini.

***

Dengan perasaan bete aku mengemasi barang-barangku semua ke dalam koper. Agar nanti malam hanya tinggal berangkat saja. Perasaan gundah masih saja menghantuiku. Padahal sudah ku alihkan dengan berkeliling ke tempat wisata, menjelajah kuliner diseputaran daerah Ubud dan berakhir berenang dikolam renang Villa ini untuk menyegarkan pikiran. Sudahlah, mungkin memang takdirku tak bertemu dengannya lagi. Pasrahku.

Seberes berkemas, ku rebahkan tubuhku ini diranjang ingin beristirahat sejenak sebelum nanti kembali berkeliling berburu oleh-oleh. Whatsapp-ku penuh dengan chat dari keluarga dan juga teman-teman kantor yang menodongku oleh-oleh dari pulau seribu Pura ini. Aku berada disini karena perkerjaanku. Atasan ditempatku bekerja yang mengutusku untuk menghadiri pertemuan dengan para kolega yang ada di Bali selama dua hari. Akan tetapi aku memilih extend dua hari disini ingin menghilangkan penatnya diri dari hiruk pikuk kota Jakarta.

Aku hanya tidur sebentar dan terbangun tepat pukul 13.00 WITA. Bergegas ingin pergi mencari oleh-oleh.

***

Langit biru tanpa awan dan sinar matahari sedang terik-teriknya membuat tenggorokanku terasa kering. Aku jadi tergoda ingin membeli segelas es kelapa muda yang ada di depan pasar Seni Sukawati yang aku kunjungi ini. Sepuluh baju barong, lima kaos putih dengan sblonan I Love Bali, serta gantungan kunci dan juga aksesoris gelang-gelangan sudah ada ditanganku. Ternyata berburu oleh-oleh di Bali sungguh menyenangkan.

Aku duduk disebuah kursi plastik yang tersedia disebelah gerobak pedagang es kelapa muda ini sembari menunggu pesanan yang sedang dibuatkan. Bule-bule berlalu lalang melintisi trotoar. Aku merasa seperti sedang berada diluar negeri saja.

Tiga bus pariwisata tampak memasuki parkiran luas pasar Seni Sukawati dan menurunkan puluhan penumpangnya. Sepertinya itu wisatawan domestik yang ingin berburu oleh-oleh dipasar seni ini sama seperti dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun