Mohon tunggu...
Diah Asih Sukesi
Diah Asih Sukesi Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pegawai Menikah dan memiliki 3 orang anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Hijau (Alam) adalah Sekolah Masa Depan

19 Agustus 2021   10:00 Diperbarui: 21 Agustus 2021   06:34 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Hijau ( Alam) adalah Sekolah Masa Depan

Hari ini tanggal 18 Agustus, Direktorat Sekolah Dasar memyajikan webinar dengab tema Ayo Ciptakan Sekolah Hijau yang merupakan seri ke 6 dari webinar seri yang diadakan.

Acara dimulai pada pukul 8.30 wib dengan dihadiri oleh para narasumber dengan bidang kepakarannya masing-masing. Acara yang seyogyanya akan dibuka oleh Ibu Direktur Sekolah Dasar yaitu Ibu Dra. Sri Wahyuningsih, MpD berhalangan hadir dan digantikan oleh Bapak Aris, ST, MM selaku PPK dibidang Takola. Acara dipandu oleh Mbak Erika W dari bidang Takola.

Paparan pertama disampaikan oleh Bapak Ir. Nirwono Joga, MLA sebagai Ketua Komunitas Landskape Kota Hijau dan beliau juga sebagai penggagas Kota Hijau. 

Materi yang akan beliau sampaikan berjudul Peradaban," Ecologis Kota." Papada awal presentasi beliau menyampaikan kenapa perlu akan pentingnya Sebuah Kota Hijua yaitu ada beberapa isues sebenarnya PUPR sudah melakukan inisiasi sejak tahun 2011 dari 514 Kab/Kota  ada sekitar 150 Kab./Kota yang sudah menjadi Kota Hijau. 

Antara lain yaitu : a. Sustainable City atau sistem kota yg merujuk pada 17 goal yang ditetapkan oleh SDges dan tujuan ke 11 adalah membangun Kota Hijau; b. Liveable city atau kondisi Kota-Kota harus layak huni dan ini perlu standar ; c. Healthy City atau Gaya Hidup Kota yang dibangun harus memenuhi standar kesehatan. 

Ada beberapa poin penting yang akan penulis catat untuk menciptakan Kota Hijau yaitu :

  1. Green planning desain, Kota dirancang untuk ramah lingkungan dan salah satunya tata letak sekolah dekat dengan pemukiman, sehingga ketika bersekolah anak-anak bisa berjalan kaki.

  2. Green open space atau suatu kota harus dapat menyediakan ruang area hijau dan bisa dituangkan di lingkungan sekolah yaitu Kebun Sekolah.

  3. Green waste yaitu Kota harus bisa menghasilkan nol sampah;

  4. Green Transportation yaitu menggunakan trabsportasi yang ramah lingkungan;

  5. Green Energy yaitu menggunakan energi yang ramah lingkungan;

  6. Green water yaitu menyediakan air bersih dan membuat aarea resapan air atau penampungan air ketika memasuki masa musim hujan;

  7. Green building yaitu membangun rumah ramah lingkungan;

  8. Green community yaitu membangun komunitas yang peduli akan kelestarian alam;

  9. Green evonomy yaitu menghidupkan market terhadap produk hijau;

  10. Green government yaitu menciptakan pemerintah yang peduli akan rancangan kota hijau

Materi kedua disampaikan oleh Sani Aryanto, Spd., MPd. wakil dekan Univ. BHUMI BHAYANGKARA Bandung memaparkan eco literasi DALAM AKSI DAN KARYA  dan implikasinya terhadap program pembelajaran di sekolah dengan judul Aksi, Kreasi dan Ecoliterasi.

Ternyata Ecoliterasi bisa diterapkan di kegiatan pembelajaran tematik, pbjl, kokurikuker, ekstrakurikuler dan intrakurikuler.

Pak Sani lebih senang ketika dipanggil sebagai dosen, dan penulis dibanding jabatan wakil dekannya dan beliau menyampaikan pemahaman ecoliterasi dalam aksi nyata dan karya nyata.

Ada 4 point sebagai pondasi dasar dalam pengenalan ecoliterasi

  1. THE HEAD ( Learning to know)

  2. THE HAND ( Learning to do)

  3. THE HEART ( Learning to The Emotional)

  4. THE SPIRIT (Learning to Live Together)

Materi ketiga disampaikan oleh Bapak Ir. Lendo Novo  dan beliau melanjutkan S2 di bidang Master Energy di ITB , beliau adalah pendiri dan penggagas sekolah alam. Adapun materi Best Practise tentang Sekolah Hijau  yang disampaikan tentang konsep sekolah hijau yang identik dengan sekolah alam ternyata sudah digagas sejak 23 tahun yang lalu. 

Beliau mengkaitkan proses penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi . Acara diawali dengan video tentang aktivitas anak-anak selama di sekolah alam Parung dan di akhir cerita ada atraksi rombexg Percussion yaitu unjuk karya seni bermain musik  dari olahan barang2 bekas menjadi alat musik yang keren dan lewat penggambaran melalui video tentang sejarah nusantara ternyata setiap wilayah punya gaya dan pesan yang diwariskan nenek moyang  secara turun temurun untuk bersahabat dengan alam.

Kita bisa jadi bangsa yang besar jika pengelolaan sekolah berbasis alam, karena pembelajaran juga akan seru, menyenangkan dan menantang.

Hal yang menarik dari sekolah alam adalah dipuji oleh Finlandia pada saat konferensi sekolah alam secara internasional, bahwa Sekolah alam lebih maju 15 tahun dibandingkan sekolah di Singapura padahal waktu itu posisi pendidikan negara Singapura menduduki peringkat 1, sedangkan Finlandia sendiri baru akan memasukkan pendidikan berbasis bakat pada tahun 2025 tetapi sekolah alam sudah sejak dahulu menerapkan.

Keunggulan sekolah alam Parung ini adalah dalam pendidikannya adalah melakukan budidaya konservasi karena dilingkungan sekolahnya disini adalah berbasis sentra tanaman hias maka Pak Lendo dan teman-teman menjadikan budidaya tanaman hias yang memiliki nilai jual tinggi dan tanaman yang telah dibudidayakan ini dipajang menjadi background atau latar belakang pada saat menjadi pembicara di webinar kami.

Dari paparan diatas , ada beberapa point yang bisa jadi arahan untuk menciptakan sekolah hijau di jenjang Sekolah Dasar yaitu :

  1. Ada komitmen bersama dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah , Satuan pendidikan, Masyarakat serta Komunitas untuk menciptakan sekolah hijau yang tersinergi dengan Kota Hijau, kenapa kita mulai dari bawah agar gerakan lebih masih dan bisa berdampak nyata.

  2. Ciptakan sekolah hijau mulai melibatkan orang tua di rumah apalagi kondisi pandemi dimana proses pembelajaran banyak didominasi di rumah yaitu bersama orang tua, contoh tema pembelajaran berkebun , disini anak2 dilatih untuk menerjemahkan pembelajaran bermakna sedrrhana hasilnya luar biasa, menghijaukan kebun di rumah, bisa menghasilkan.

  3. Ciptakan budaya minim sampah di rumah dan disekolah sehingga tercipta lingkungan asri dan sampah juga bisa memberikan nilai ekonomi.

  4. Kemendikbud harus berupaya untuk merancang kurikulum hijau dan berbasis pada bakat anak.

  5. Sekolah hijau bisa diterapkan dimana saja yaitu di kota, di pantai , di gunung, pedesaan.

  6. Sekolah hijau harus bisa diimplementasikan dan dirancang menjadi sekolah berbasis kehidupan dan memberikan dampak ramah lingkungan dimana disitu ada pelestarian varietas -varietas tertentu contoh tumbuhan seperti yang dikembangkan di sekolah alam Parung dan digagas oleh Pak Lendo, yang perdaunnya dihargai puluhan juta rupiah.

  7. Sekolah hijau harus menjadi prioritas konsep sekolah masa depan agar setiap kompetensi anak terwadahi dan dilakukan dengan cara yang peduli dan ramah lingkungan ditempat yang aman dan menyenangkan.

Semoga tulisan ini bisa menginspirasi seluruh pembaca kompasiana, dan untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam link youtube media Direktorat Sekolah Dasar pada tanggal 18 Agustus 2021 tentang Ayo Ciptakan  Sekolah Hijau. https://youtu.be/bipnajafsOw

Salam sehat, salam semangat dan jika keluar rumah tetap patuhi protokol kesehatan yaitu 5M ( Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi Kerumunan dan Menjaga mobilitas).

Depok, 19 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun