Mohon tunggu...
Sudirta Lasabuda
Sudirta Lasabuda Mohon Tunggu... -

Dan hanya jika kau peka, maka akan sering kau sadari bahwa saya selalu ada disaat kau, kalian dan mereka serta manusia manusia lainnya sedang merasa tak mengenal saya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

COC Dan TPAPD

2 Juli 2016   00:05 Diperbarui: 2 Juli 2016   01:33 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini belum termasuk aspirasi anak-anak yang mulai berbuntut ancaman, ketika signal berbelanja baju baru alias bapumpun belum ada sama sekali. Apalagi kian diperparah dengan keadaan toples-toples yang masih kosong melompong.

Ingat, aspirasi anak-anak usia pubertas yang tingkat kelabilannya tinggi (begitupun kenekatannya), terlebih lagi aspirasi itu mulai berubah bentuk jadi ancaman, adalah tanda petaka dan kengerian yang jangan dianggap remeh oleh orang tua. Sebab ancaman itu bisa berujung pada protes yang radikal disertai tindakan fundamentalis brutal  yang akan berujung pada aksi bakar rumah (Bukan tak ada fakta kejadian di Boltim lho). Ah, untuk soal itu mari kita satu dalam doa, agar tak ada headline di media manapun yang nanti menulis begini: “Gagal Bapumpun, Seorang Pemuda Nekat Bakar Rumah”. (Iyuuuwaaa).

Maka dari itu, para aparatur desa perlu mencontohi pejuang-pejuang klan di Negeri COC (Clash Of Clan), agar bisa  tetap sumringah dan ceria jelang haraya.

NEGERI COC

Negeri COC adalah negeri dengan desa-desa yang dihuni para pejuang klan. Ini memang perkara game belaka. Tapi banyak hal menarik dan perlu dipelajari dari para pasukan COC. Tentu bukan soal kegemaran akan perang.

Ini tentang tata kelola, strategi, keuletan dan kecepatan. Di sini saya hendak menekankan soal kecepatan yang erat kaitannya dengan semangat dan keuletan. Aparatur desa, dalam hal ini Sangadi dan perangkat-perangkatnya, jika lamban bergerak, kurang ulet, dengan tata kelola pemerintahan yang buruk, maka sumberdaya yang diharapkan masuk ke desa, akan mengalami kelambanan hingga berbuntut ketertundaan. Contoh dekat ya seperti yang dialami saat ini; TPAPD belum cair, karena tak ulet dan lamban menyusun RPJMDes, APBDes, serta persyaratan administrasi lainnya.

Soal kenapa lamban, saya tidak mau berspekulasi, apakah para aparatur desa, waktunya lebih banyak tersita karena kerjanya cuma mengelus-elus batu akik? atau mulai ketularan mamak-mamak nonton sinetron?

Apapun itu, semoga tidak ada yang mengkambing-hitamkan bulan puasa sebagai penyebab lemah, letih lesu, dan susah konsentrasi menyusun berkas administrasi, gara-gara tak bisa ngopi dan merokok. Astagafirullah, semoga bukan begitu.

Kenapa ragu dan tidak bereksperimen untuk mencoba belajar pada anak di rumah? Misalnya soal game COC yang dimainkan anak sendiri? Eits, ngomong-ngomong soal game, jangan dulu skeptis dan serta merta menyalahkan game sebagai wahana yang lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaat. Sebab dalam COC, para Sangadi atau orang tua tidak pernah tahu kalau ada manfaat berbuah modus yang menggurita di balik itu. Bukankah dalam game COC ada fasilitas chat, dan tahu tidak kalau ada banyak dedew-dedew yang merupakan anggota klan penggila COC, jadi kelelawar di layar android hingga pagi merapat? (Hello dedew, so TH brapa? Butuh donate? napa ada Archer pa kakaw)

Dengan belajar COC, para Sangadi bisa tahu siapa itu Goblin? Karakter yang terkenal dengan keuletan dan kecepatannya dalam bidang resource, alias sumberdaya pertambangan, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa/anggota klan.

Jangan ikuti  Giant yang selow-selow aja. Jika gaya jaiyen yang dicontohi, maka selamat menikmati pencairan TPAPD pada bulan Desember nanti. Jelang Natal atau pada detik-detik Pilkada digelar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun