Mohon tunggu...
Dhiya UlHaqqi
Dhiya UlHaqqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Ngobrol

Psikologi Industri Organisasi, Psikologi Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transformasi Pamer Diri Era Digital

14 Agustus 2023   21:36 Diperbarui: 14 Agustus 2023   21:39 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekshibisionisme adalah salah satu tren yang semakin meningkat. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ekshibisionisme? Kata ini mungkin terdengar akrab atau bahkan kontroversial bagi beberapa orang.

Secara sederhana, ekshibisionisme adalah kecenderungan seseorang untuk pamer fisik dan emosionalnya kepada orang lain. Ini mencakup berbagai jenis tindakan, seperti menarik perhatian orang lain atau mengungkap aspek diri sendiri yang biasanya dianggap pribadi. 

Berbicara secara terbuka tentang hal-hal pribadi, membagikan foto atau video yang intim, dan berpartisipasi dalam pertunjukan umum tanpa rasa malu adalah beberapa contoh perilaku yang dianggap sebagai exhibisionisme.

Dalam konteks sosial dan psikologis, ekshibisionisme sering dikaitkan dengan kebutuhan untuk mendapatkan perhatian, validasi, dan penerimaan dari orang lain. 

Motivasi yang mendorong perilaku ekshibisionis mungkin berbeda-beda, tetapi dorongan untuk terlihat, didengar, dan diakui oleh orang lain biasanya merupakan faktor utama. 

Teori validasi sosial dalam psikologi mengacu pada kebutuhan seseorang untuk menerima validasi dari orang lain dalam bentuk persetujuan dan penerimaan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, platform media sosial adalah yang terbaik. Individu cenderung terlibat dalam perilaku ekshibisionis untuk memperoleh perhatian dan pengakuan dari audiens online mereka dengan menggunakan jumlah "likes", komentar, dan berbagi sebagai pengukur validasi.

Penting untuk diingat bahwa ekshibisionisme bukanlah fenomena baru; telah ada dalam berbagai budaya dan era. Namun, dengan munculnya era digital, di mana media sosial, platform berbagi foto, dan kemampuan untuk berkomunikasi secara global semakin mendominasi kehidupan kita, ekshibisionisme mengalami transformasi yang signifikan.

Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana ekshibisionisme dalam era digital berubah, memahami motivasi psikologis di balik perilaku ini, memeriksa tantangan dan kontroversi yang muncul, dan memberikan panduan tentang bagaimana berpartisipasi dalam ekshibisionisme digital dengan cara yang sehat dan positif. 

Dengan memahami dengan lebih baik bagaimana perilaku ini memengaruhi ekspresi diri dan interaksi manusia satu sama lain, kita akan dapat melihat bagaimana perilaku ini memengaruhi ekspresi diri dan interaksi manusia satu sama lain. 

Bagaimana teknologi telah mengubah dinamika ekshibisionisme, menggerakkan motivasi dan respons, dan membawa tantangan dan efek yang perlu dipertimbangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun