3. Analisis Dokumen:Analisis dokumen melibatkan pengumpulan dan analisis berbagai dokumen yang relevan dengan pengalaman pasien. Dokumen-dokumen ini bisa berupa catatan medis, surat elektronik, rekaman audio, atau artikel penelitian sebelumnya.
Kelebihan Analisis Dokumen:
- Memungkinkan akses terhadap data yang dapat mencakup sejarah medis, pengobatan sebelumnya, dan informasi penting lainnya.
- Dokumen-dokumen ini sering kali mencakup laporan medis yang objektif.
Tantangan Analisis Dokumen:
- Dibutuhkan waktu untuk mengumpulkan dan mengorganisir data dari berbagai sumber dokumen.
- Informasi dalam dokumen mungkin tidak selalu lengkap atau terperinci.
Pemilihan Metode yang Tepat:Dalam memilih metode pengumpulan data yang tepat, penting untuk mempertimbangkan pertanyaan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan ketersediaan sumber daya. Dalam beberapa kasus, kombinasi dua atau lebih metode mungkin lebih efektif untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pengalaman pasien.
Proses Coding: Menerapkan Proses Open, Axial, dan Selective Coding untuk Mengorganisir Data
Proses coding adalah tahap kritis dalam metode Grounded Theory yang memungkinkan peneliti untuk mengorganisir dan menganalisis data kualitatif yang terkumpul. Melalui coding, data-data yang telah dikumpulkan dapat diubah menjadi unit-unit analisis yang lebih kecil, sehingga memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi pola, hubungan, dan makna di balik pengalaman pasien. Dalam Grounded Theory, ada tiga tahap coding yang krusial: open coding, axial coding, dan selective coding. Mari kita jelajahi masing-masing proses coding ini untuk memahami bagaimana data diolah dan dikembangkan menjadi teori.
1. Open Coding adalah langkah pertama dalam proses coding. Pada tahap ini, peneliti membaca data secara keseluruhan dan mencari unit-unit analisis awal yang relevan dengan pertanyaan penelitian. Setiap unit analisis, atau "kode," diidentifikasi dan diberi label yang merefleksikan isi dan maknanya. Dalam open coding, peneliti bersifat terbuka dan fleksibel untuk menemukan berbagai konsep, tema, dan peristiwa yang muncul dari data tanpa dibatasi oleh teori atau hipotesis sebelumnya.
Contoh Open Coding:
- Kode 1: "Rasa cemas saat menjalani pemeriksaan medis"
- Kode 2: "Kesulitan mematuhi pengobatan karena efek samping"
2. Axial Coding:Setelah open coding selesai, langkah berikutnya adalah axial coding. Pada tahap ini, peneliti mencari hubungan dan koneksi antara kode-kode yang telah diidentifikasi sebelumnya. Axial coding membantu mengorganisir kode-kode menjadi kategori-kategori yang lebih terdefinisi dan saling terkait. Dalam proses ini, peneliti mencari pola dan mencoba memahami bagaimana kode-kode tersebut berhubungan satu sama lain.
Contoh Axial Coding: