Mohon tunggu...
Dhiya UlHaqqi
Dhiya UlHaqqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Ngobrol

Psikologi Industri Organisasi, Psikologi Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Analisis Perilaku Korupsi Berdasarkan Perspektif Islam (Edukasi Usia Dini)

29 Mei 2023   12:05 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:37 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Gordon Johnson from Pixabay 

Al-Qur'an Surah Ali-Imran Ayat 161 Sampai 164 Yang Berkaitan Dengan Konsep Korupsi Dan Penanganannya

Ayat 161 "Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusanrampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu; kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya." Pada ayat ini mengilustrasikan keluhuran akhlak Rasulullah SAW pasca perang Uhud, yang berkaitan dengan regulasi emosi dan prinsip tawakkal. 

Secara umum pada ayat ini menegaskan bahwa jika Allah SWT memberi pertolongan kepada mukmin, maka siapapun dan momentum apapun tidak akan ada yang mampu mengalahkannya. Namun demikian, semua pertolongan itu diberikan Allah SWT ada alasannya.

Jika ingin memperoleh pertolongan Allah SWT hendaklah berlaku jujur dan menjaga amanah sehingga Ayat 161 ini menunjukkan kepribadian profetik yang konsisten menjaga amanah dan tidak pernah berkhianat.

Ayat 162  "Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah, sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan ( yang besar) dari
Allah dan tempatnya adalah jahannam?". selanjutnya dijelaskan pada ayat 162-163. Pelaku ghulul tidak hanya merasakan derita di akhirat kelak, tapi juga akan dirasakan di dunia. Allah SWT menegaskan bahwa pelaku korup akan mendapatkan ganjaran setimpal dan kelak pada hari kiamat akan datang membawa materi (benda-benda) yang telah dikorupsinya degan cara memikul di atas undaknya 

Ayat 163 Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali, kedudukan mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat
apa yang mereka kerjakan.

164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang
rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Untuk merubah budaya jahiliyyah dan perilaku yang sesat itu dibutuhkan tiga metode
sebagai tugas risalah nabi Muhammad SAW, yaitu:
1) Metode tilawah. Tilawah bermakna membacakan ayatayat Allah Aktivitas tilawah nabi dengan membacakan ayat-ayat Allah, yaitu Al-Qur’an kepada umatnya secara benar, dengan tartil sesuai dengan tajwid, makhraj dan sifat-sifat hurufnya. Hal ini bermakna bahwa Rasulullah saw berupaya membuka pengetahuan (kemampuan kognitif) dan wawasan umatnya melalui AlQur’an dengan cara membacakan ayat-ayat al-Qur`an. Hal ini sebagai metode pengenalan dan sekaligus dakwah Islam agar manusia mampu meningkatkan kualitas keimanannya. Melalui metode tilawah dapat menanamkan benih keimanan, menumbuhkan kesadaran akan Tuhan sebenarnya, yang menciptkan alam semesta dan Tuhan yang disembah.

2) Metode Tazkiyah. Tazkiyah bermakna membersihkan dan mensucikan diri lahir-bathin dari berbagai dosa dengan mengajak manusia untuk selalu bertaubat dan berhenti melakukan maksiat.  artinya: “dan dia mensucikan mereka”. Zakka – yuzakki - tazkiyatan artinya membersihkan dan mensucikan dari dosa (Tafsir Jalalain, Az-Zikr Versi Android, 2010) . Yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah nabi Muhammad SAW membersihkan dari berbagai kepercayaan, pemahaman dan pola hidup jahiliyah yang salah dengan menegakkan amar ma`ruf nahi mungkar dan menerapkan pola hidup islami. Tazkiyah memiliki manfaat berikut; Pertama Tazkiyah merupakan metode terapi. 

Dalam psikoterapi Islam yang dikenal dengan terapi Tazkiyah an-Nufus (penyucian diri). Dalam Al-Qur›an terdapat beberapa ayat tentang tazkiyah an-Nufus. Seperti dalam Surah As-Syams: ayat 9; sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Serta bentuk dari tazkiyah an-Nufus berupa ibadah, seperti zikir dan shalat sebagaimana dalam

Q.S. al-A`laa [87]: 1415-: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Teknik terapi tazkiyah an-Nufus berisi praktek ibadah dan ajaran agama Islam seperti tauhid dan keimanan, shalat, puasa, zakat, tobat, halal-haram dan lain sebagainya. Terapi tazkiyah ini dapat mengatasi masalah penyakit mental, gangguan jiwa dan berbagai macam bentuk penyimpangan perilaku termasuk korupsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun