Mohon tunggu...
Uniek Widyarti
Uniek Widyarti Mohon Tunggu... -

belajar menjadi manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Juni

26 November 2017   06:15 Diperbarui: 26 November 2017   08:13 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuan menggenggam jemariku," iya"

"Para rewang, mereka sama denganku. Bagaimana perasaan tuan bila melihat aku diperlakukan sama dengan mereka, sakitkah tuan?"

Tuan berdiam diri

"Tuan, jika setelah ini tuan menghukumku karena keberanianku ini, hukumlah aku"

Diam, tanpa sepatah kata. Tuan tertunduk

^^^

Akhir akhir ini kulihat Tuan tak banyak bicara. Ia lebih suka berdiam diri di ruang kerja. Tak ada yang dilakukannya, hanya duduk dan memandang hamparan kebun teh miliknya.

Sebuah pagi yang cerah, Tuan memanggilku.

"Aku ingin pulang ke gubukmu"

Aku yang tertunduk terkejut

"Aku ingin hidup di kampung bersamamu. Bolehkah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun