Pengaruh hoax dan buzzer adalah hal yang sulit untuk diatasi selama masa kampanye pemilu. Tetapi, hal tersebut bukan tidak mungkin untuk diminimalisir. Menjadi masyarakat yang mampu berpikir kritis dan selalu meninjau ulang berita yang tersebar di media sosial dapat melindungi Anda dari pengaruh buzzer yang ingin memanipulasi opini publik. Menjadi seseorang yang skeptis terhadap kebenaran berita juga membuat Anda tidak mudah tertipu dengan citra palsu tokoh publik yang dibuat oleh buzzer.
Kecepatan persebaran informasi dengan adanya media sosial seharusnya bukan menjadi sarana untuk menyebarkan fitnah, kebencian, dan saling menjatuhkan demi meraih elektabilitas. Media sosial seharusnya dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang positif dan edukatif, dimana masyarakat dan calon pemimpin dapat berpendapat dan bertukar ide melalui media sosial.
Semoga dalam pemilu berikutnya, masyarakat tidak hanya fokus kepada debat politik, penyebaran kebencian, dan penyebaran berita palsu untuk merugikan pihak lain. Namun, kampanye pemilu bisa menjadi ajang edukasi yang menyorot visi dan misi calon pemimpin agar pemilih bisa mempertimbangkan pilihannya dengan baik untuk Indonesia yang lebih sejahtera di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H