Pertanyaannya, apakah mereka mampu mempercepat transisi ini dengan keterbatasan anggaran dan infrastruktur yang ada?
Untuk mendukung perubahan ini, Pramono-Rano juga berjanji untuk mengembangkan kebijakan yang mendorong rumah tangga dan bisnis di Jakarta beralih ke energi bersih.
Namun, perubahan menuju energi terbarukan membutuhkan waktu dan investasi yang besar, dan hingga saat ini belum ada rencana konkret atau kerangka waktu yang jelas mengenai bagaimana mereka akan mencapainya.
Di sisi transportasi, Pramono-Rano fokus pada pengurangan emisi dari kendaraan pribadi dengan memperluas transportasi umum dan memperkenalkan bus listrik.
Saat ini, Jakarta memiliki lebih dari 13 juta kendaraan bermotor yang menyumbang sekitar 70% emisi karbon kota. Meskipun MRT dan TransJakarta sudah beroperasi, sistem transportasi umum masih belum mencakup semua area, dan daya tampungnya masih kurang memadai.
Pramono-Rano berjanji untuk memperluas cakupan transportasi massal ini, serta memperkenalkan armada bus listrik guna mengurangi polusi udara.
Namun, janji ini membutuhkan dukungan dana besar, baik untuk pengadaan bus listrik maupun perluasan infrastruktur transportasi publik. Tanpa rencana anggaran yang jelas, janji ini mungkin hanya sebatas wacana.
Antara Ambisi dan Realitas
Ketiga pasangan calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 memiliki gagasan yang ambisius terkait perubahan iklim dan lingkungan hidup. Ridwan Kamil-Suswono berfokus pada infrastruktur hijau dan teknologi pengelolaan sampah, tetapi mereka harus menghadapi tantangan keterbatasan lahan dan partisipasi masyarakat.
Dharma Pongrekun-Kun Wardana menekankan pada penegakan regulasi ketat dan pemberdayaan masyarakat, tetapi mereka harus membuktikan bahwa pendekatan mereka dapat berjalan di tengah lemahnya pengawasan lingkungan saat ini.
Pramono Anung-Rano Karno menawarkan transisi energi terbarukan dan perbaikan transportasi umum, tetapi implementasinya memerlukan investasi besar dan kebijakan yang solid.